INDOSPORT.COM - Pemain muda Indonesia, Bagus Kahfi, akhirnya mewujudkan mimpinya bergabung dengan klub Belanda, FC Utrecht. Namun, kepindahan dan kariernya diprediksi tidak serta merta berjalan lancar karena ada sejumlah tantangan yang harus ditaklukan.
Berkarier di Eropa tidak akan mudah, sebab level sepak bolanya jauh di atas Indonesia. Belum lagi, bagus belum pernah mencicipi atmosfer pertandingan sesungguhnya atau dalam artian tidak punya caps profesional di klub.
Kendati dikontrak Barito Putera sejak dua tahun terakhir, Bagus lebih banyak menghabiskan waktu di Timnas Indonesia dan program Garuda Select I dan II. Hal itu tentu membuat Si Kribo harus secepatnya beradaptasi, meski nantinya bermain di Jong Utrecht (tim usia muda).
Pada posisi ini, mental Bagus Kahfi akan sangat diuji. Berada jauh dari keluarga, lingkungan baru dengan segala tetek bengeknya di sepak bola (pemahaman taktik, persaingan antar pemain dan lainnya) harus bisa diatasi.
Beruntung, adik kandung Bagas Kaffa itu menyatakan sudah nyaman dengan suasana di FC Utrecht karena sempat menjalani masa pemulihan cedera di Belanda beberapa waktu lalu.
"Kemarin di Belanda rasanya langsung nyetel saja mainnya. Cuacanya juga enak dan orangnya juga friendly," tutur Bagus dilansir dari You Tube ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Bagus Kahfi juga dihantui beban moral seiring drama kepindahannya ke FC Utrecht. Ia sempat membuat 'gaduh' se-Indonesia dengan berbagai cuitan dan 'sambatnya' (keluhan) mengenai proses kepindahan yang sebenarnya masih diurus oleh Barito Putera (selaku pemilik Bagus) dan FC Utrecht secara profesional (ada negoisasi karena Bagus Kahfi masih terikat kontrak dengan Barito Putera hingga akhir tahun depan).
"Karena hal yang saya tidak mengerti, mimpi saya harus terhenti. Janji, janji, janji. Sayang kali ini tidak berarti," tulis Bagus di Instagram dan Twitter pribadinya.
Karena cuitan dan sambat Bagus di media sosial, Barito Putera selaku pemilik sah sampai dihujat oleh netizen, bahkan dengan kata-kata kasar. Menariknya, setelah berbagai drama yang terjadi, Barito Putera akhirnya rela melepas pemain 18 itu secara gratis ke FC Utrecht (sebuah perjudian besar telah dilakukan Barito Putera).
"Saya terkejut ada kegaduhan karena kesalahpahaman postingan saya di media sosial. Hari ini saya pastikan, tidak ada masalah lagi dan Barito Putera justru memberikan dukungan untuk saya tentunya dengan proses yang tepat dan profesional," tulis Bagus Kahfi di Instagram setelah adanya berbagai drama terkait transfer.
"Saya meminta maaf ke keluarga besar Barito Putera, Suporter Barito Putera dan Masyarakat Kalimantan Selatan," lanjutnya.
'Drama Bagus' di Media Sosial
Dengan drama serta kegaduhan yang sempat dibuat Bagus Kahfi, tentu saja dirinya menanggung beban moral yang begitu besar. Semua masyarakat Indonesia fokus serta mendukung kepindahannya ke Belanda, dan andai saja ia gagal memenuhi ekspetasi publik yang begitu tinggi, hal itu bisa saja jadi 'dosa' seumur hidupnya.
"Seharusnya dia bisa menjadikan ini sebagai pemicu motivasi bukan beban. Kalau diingat, waktu di Piala Asia U-16 2018 di Malaysia, Bagus pernah mendapatkan bullyan karena performanya di lapangan. Tapi, dia mampu bangkit dan membuktikan. Itu bukti kalau mental Bagus sudah ditempa dengan baik," kata wartawan dan juga pengamat sepak bola, M. Rais Adnan.
"Tinggal bagaimana dia menjaga itu dan meningkatkannya lagi. Fokus pada tujuan utamanya untuk menjadi pesepak bola profesional yang berkualitas dan berprestasi internasional," tegasnya.
Satu poin penting yang juga harus dan wajib diperhatikan Bagus Kahfi setelah bergabung dengan FC Utrecht adalah soal netizen di media sosial. 'Overproud' yang kerap ditunjukan netizen bisa jadi pedang tajam yang membunuhnya secara perlahan.
Pada zaman sekarang, media sosial dengan gampang melambungkan seseorang jadi super star. Jangan sampai pujian dan sanjungan yang diterima, membuat Bagus terlena alias star syndrome.
Bagus Kahfi harus mulai belajar mengendalikan diri, mengurangi kegiatan tak berguna di media sosial seperti sambat dan lainnya. Dirinya harus fokus berlatih, membuktikan diri dengan prestasi agar 'pengorbanan' Barito Putera dan dukungan masyarakat tidak sia-sia.
"Buat para pemain muda seperti Bagus, harus bisa menempatkan diri dalam bermedia sosial. Tidak ada yang melarang, tapi sebagai publik figur dalam sepak bola, harus lebih bijak lagi dalam memposting sesuatu," harap M. Rais Adnan.
"Jangan dijadikan sebagai pencitraan belaka, tapi juga diharapkan postingan mereka bisa meng-influence para follower ke arah yang lebih baik," pungkasnya.
Bagus Kahfi dilaporkan akan bergabung dengan FC Utrecht selama 18 bulan ke depan. Ia diberikan kesempatan untuk adaptasi dan memulihkan diri pasca cedera selama enam bulan dan selanjutnya harus membuktikan kemampuannya.
Bagus Kahfi juga disinyalir menerima bayaran fantastis untuk ukuran pemain muda Indonesia yakni mencapai lebih dari Rp400 juta perbulan. Perwakilan Mola TV selaku pemilik program Garuda Select sekaligus mediator Bagus ke Eropa, menyatakan bahwa itu adalah jumlah yang normal di Belanda dan sesuai dengan aturan gaji minimum yang harus dibayarkan klub Belanda untuk pemain non-EU (Uni Eropa).
Well, lupakan segala drama yang telah terjadi, semoga Bagus Kahfi bisa membuktikan diri layak dan bisa bersaing di FC Utrecht. Doa dan dukungan masyarakat Indonesia tentu menyertai Cah Bagus!