INDOSPORT.COM - Nasib malang dialami oleh pemain yang pernah hancurkan mimpi Timnas Indonesia di SEA Games 2019 lalu, Doan Van Hau. Bintang Timnas Vietnam itu kena karma kala berniat lakoni Kualifikasi Piala Dunia zona Asia.
Pada gelaran pesta olahraga terbesar seantero Asia Tenggara (ASEAN), mungkin masih banyak fans sepak bola Tanah Air yang mengingat mimpi buruk di babak final. Ya, ketika hanya selangkah lagi meraih medali emas, skuat Garuda kalah dengan skor 0-3.
Bisa dibilang Timnas Indonesua U-23 yang ditukangi Indra Sjafri bernasib apes bersua Park Hang-seo serta anak asuhnya. Namun salah satu momen paling diingat tak lepas dari insiden fatal yang dipercaya karena aksi curang salah satu pemain The Golden Star.
Doan Van Hau selaku bek muda negara tetangga itu ketahuan lakukan aksi membahayakan hingga Evan Dimas harus ditarik keluar. Tak adanya satu pemain kunci, buat Timnas Indonesia dibantai tanpa ampun dengan skor tiga gol tanpa balas.
Aksi ini buat tensi memanas, hingga sebagian besar suporter Garuda Nusantara menghujat aksi bek itu karena menghalalkan segala cara agar skuat asuhan Park Hang-seo bisa menang. Doa-doa buruk itu pun akhirnya berbuah karma bagi 'Penghancur' Kaki Evan Dimas.
Melansir laman berita Siamsport, Doan Van Hau berpotensi tak ikut serta gelaran Kualifikasi Piala Dunia yang akan dimulai lagi pada Maret 2021 depan karena cedera lutut. Harus rehat 3-4 bulan, kejadian apes ini bermula kala ia lakoni latihan bareng di Vietel 20 September lalu.
Pemain yang sempat lakoni masa pinjam semusim bareng raksasa Belanda, SC Heerenveen ini sempat sembuh, tapi tak berselang lama penyakitnya itu kambuh lagi. Tak cuma Van Hau, Henry Wien salah satu penggawa Timnas Vietnamlainnya juga alami hal serupa.
Alhasil Park Hang-seo mau tak mau harus mencari solusi lain untuk merombak skuatnya, apalagi timnya sedang berada pada puncak klasemen grup G penentu negara mana dari Asia yang bisa ikut ambil bagian pada Piala Dunia 2022 mendatang.
Kendati bisa tersenyum atas kondisi dari Doan Van Hau, Timnas Indonesia tetap tak bisa mengalihkan pandangan dari posisi mereka sebagai juru kunci di klasemen grup G. Kalah beruntun lima kali, mereka tak mampu bersaing dengan Vietnam yang nyaman di puncak.