INDOSPORT.COM - Sandro Tonali akhirnya merasakan kebahagiaan membela klub Serie A Liga Italia, AC Milan, yang sudah diidolakannya sejak kecil.
Tentu masih teringat jelas bagaimana nama eks pemain Brescia ini bergema begitu kencang di bursa transfer lalu lantaran kabar kepindahannya ke Rossoneri.
‘Keributan’ tersebut tidak mengherankan, mengingat Tonali pada waktu itu memang sebuah fenomena tersendiri di sepak bola Italia, digadang-gadang sebagai titisan Andrea Pirlo. Perawakannya pun mirip.
Meski demikian, Tonali tidak serta-merta bisa langsung sukses di AC Milan. Belum lama ini, klub bahkan mendapat kritik soal harga sang pemain yang terlalu mahal ketika dibeli dari Brescia.
Adapun kritik itu datang dari mantan direktur Rossoneri, Massimiliano Mirabelli. Walaupun tidak membantah bahwa Tonali adalah pemain yang fantastis, pria berusia 51 tahun tersebut merasa AC Milan sedikit boros ketika mendatangkannya.
“Tonali butuh waktu untuk bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya, namun Milan membayar terlalu mahal. Harusnya, mereka bisa mendapat harga yang lebih baik," kata Mirabelli, seperti dikutip dari laman Football Italia.
Seperti kata Mirabelli, Tonali sudah selayaknya mendapat waktu untuk beradaptasi, terlebih setelah mengalami start yang lamban di klub barunya tersebut. Kesulitan ini pun juga diakui langsung oleh sang pemain.
“Awalnya tidak mudah, karena saya sempat berhenti (bermain) selama satu bulan setelah liburan. Rasanya susah untuk melanjutkannya di klub baru,” ucap Sandro Tonali kepada Sky Italia, seperti diberitakan Milan News.
Untungnya, Tonali menyadari bahwa berada di tempat dan lingkungan baru, beserta orang-orang yang baru juga, membutuhkan usaha dan kesabaran. Selain itu, kemauan untuk mempelajari hal-hal yang belum pernah ditemuinya juga sangatlah penting.
“Tapi ketika Anda sudah mengetahui ritmenya, rekan-rekan, pelatih, dan para staf, bakal jauh lebih mudah untuk maju bersama,” tambahnya.
Secara teknis, Sandro Tonali memang harus menyesuaikan diri dengan peran double pivot yang sebelumnya tidak ia lakoni di Brescia. Hal ini jelas bukan perkara mudah dan jadi tantangan tersendiri baginya.