INDOSPORT.COM – Perjudian berani pelatih Ole Gunnar Solskjaer ternyata harus dibayar mahal dengan terjun bebasnya Manchester United ke Liga Europa.
Bak petir di siang bolong, siapa yang menyangka kalau Manchester United pada akhirnya harus terlempar dari Liga Champions. Pada laga penentuan, Manchester United di luar dugaan harus kalah dari RB Leipzig dengan skor 2-3.
Hasil itu membuat Manchester United tak bisa masuk 2 besar dalam klasemen grup Liga Champions. Tentu kegagalan masuk ke babak 16 besar Liga Champions terasa begitu sangat menyakitkan bagi Manchester United.
Soalnya di awal musim, Manchester United sempat mencatatkan start sempurna, setidaknya dalam 2 laga awal. Ketika itu, Manchester United dengan heroik mampu membungkam Paris Saint-Germain (PSG) di kandangnya sendiri.
Padahal PSG sendiri berstatus sebagai finalis Liga Champions musim lalu, tapi ternyata mereka bisa dikalahkan oleh Manchester United. Start baik terus dilanjutkan Manchester United pada pekan kedua.
Di mana semifinalis musim lalu, RB Leipzig mampu dibantai dengan sadis, 5 gol tanpa balas oleh Manchester United di Old Trafford. Praktis, pencapaian itu pun membuat Manchester United di atas angin.
Soalnya finalis dan semifinalis Liga Champions musim lalu sudah berhasil ditumbangkan. Para suporter Manchester United di sosial media pun mulai jemawa melihat tim favoritnya bisa mengacak-acak semifinalis dan finalis Liga Champions musim lalu.
Cuitan dengan meremehkan grup neraka dan permintaan agar Manchester United melawan juara bertahan, Bayern Munchen pun sempat ramai diperbincangkan. Tapi siapa sangka, setelah itu, seperti terkena azab, orang yang sudah sombong dan takabur pun mendapat balasannya.
4 laga sisa Manchester United di Liga Champions, hanya bisa dimenangkan sekali saja, sedangkan sisanya kalah. Tanpa membahas persoalan di sosial media mengenai cuitan suporter Manchester United, sebenarnya apa yang terjadi dengan setan merah.
Mengapa setelah menjalani start bagus dengan menang terus di dua laga, malah berujung anti klimaks dengan tersingkir dari Liga Champions? Jika kita telusuri, tampaknya ini ada hubungannya dengan perjudian berani pelatih Ole Gunnar Solskjaer yang harus dibayar mahal.