INDOSPORT.COM – Nama Dominic Calvert-Lewin menjadi perbincangan di Liga Inggris 2020-2021. Penyerang berkebangsaan Inggris ini perlahan mampu menjadi bintang sekaligus predator klasik nan tajam Everton.
Everton menjadi tim kejutan di Liga Inggris 2020-2021. Sejak pekan pertama, The Toffees mampu meraih hasil apik dan sempat mencicipi puncak klasemen sementara.
Memang beberapa laga terakhir Everton seperti kesulitan meraih kemenangan. Namun bukan berarti The Toffees keluar dari peta persaingan, setidaknya untuk berebut tempat di empat besar.
Saat ini Everton seperti kehilangan daya magisnya di Liga Inggris. Sejak menahan imbang Liverpool di pekan ke-5, The Toffees mendapat rentetan hasil buruk di enam laga setelahnya.
Dalam enam laga terakhir di Liga Inggris, Everton menelan lima kekalahan dan sekali hasil imbang. Banyak yang menyebut hasil minor ini akibat badai cedera yang menimpa The Toffees.
Dua full-back andalan Everton, Lucas Digne dan Seamus Coleman sempat menepi beberapa laga sehingga berpengaruh pada gaya permainan anak asuh Carlo Ancelotti.
Selain badai cedera, performa para pemain Everton juga mulai di bawah standar. James Rodriguez yang di awal-awal begitu impresif, mulai kehilangan tajinya di beberapa laga terakhir.
Pun dengan Allan, Abdoulaye Doucoure, Michael Keane dan Richarlison. Sederet bintang ini mulai melempem dan sulit menampilkan performa terbaiknya di beberapa laga terakhir.
Namun, tak semua pemain mulai menurun performanya. Salah satunya adalah Dominic Calvert-Lewin yang tetap mampu menjadi andalan di periode sulit Everton belakangan ini.
Calvert-Lewin seperti menemukan performa terbaiknya di Everton saat ini. Musim ini seakan menjadi musim pembuktian pemain berusia 23 tahun tersebut sebagai predator tajam.
Sebelum namanya melambung, Calvert-Lewin pertama kali dikenal berkat bergabung dengan Everton pada 2016. Sebelum menjadi penyerang, ia sejatinya hanyalah seorang gelandang saat bermain di tim U-16.
Peralihan posisi menjadi striker pun didapatkannya saat bergabung dengan tim U-23. Adalah Travis Binnion yang mendapuknya sebagai penyerang saat dirinya masih bermain bagi Sheffield United.
Peralihan posisi ini memberi keuntungan baginya. Namun, perjalanannya bersama Everton terbilang cukup sulit. Alasannya, pergantian pelatih hingga enam orang membuat perkembangannya di Goodison Park tersendat.
Barulah saat kehadiran Duncan Ferguson, dirinya mulai menemukan performa terbaiknya. Bahkan performa impresif Calvert-Lewin berlanjut hingga Everton menunjuk Carlo Ancelotti.
Taktik Ancelotti sangat cocok dan mengakomodir kemampuan Calvert-Lewin sehingga menjadi predator ganas. Posisi sebagai Target Man atau penyerang klasik nomor 9 pun mampu ia perankan dengan baik.
Saat Everton ditangani Ronald Koeman, Sam Allardyce dan Marco Silva, rataan gol per menit Calvert-Lewin terbilang minim. Di tangan Koeman, ia hanya mencetak gol per 957 menit.
Di tangan Allardyce, golnya tercipta setiap 309 menit. Pun di zaman Silva, gol Calvert-Lewin hanya tercipta setiap 273 menit pertandingan.
Sedangkan di bawah naungan Ancelotti, Calvert-Lewin punya rataan gol setiap 139 menit di mana 19,8 persen sepakan ke gawang berujung gol dengan xG (Expected Goals) mencapai 0.62 per 90 menit laga (data dari laman statsperform).
Di bawah Ancelotti pula, cakupan area Calvert-Lewin benar-benar hanya di kotak 16. 11 gol yang ia buat di Liga Inggris 2020-2021 lahir dari area pertahanan lawan di mana sembilan gol lahir dari area gawang (kotak kecil berjarak 5,5 meter dari gawang).
Statistik tersebut menjadi gambaran bahwa posisi sebagai penyerang bernomor 9 klasik sangat cocok dengan Calvert-Lewin. Pergerakannya di kotak 16 menjadi andalan mengapa torehan golnya begitu melesat tajam di 2020-2021.
Selain itu, di bawah Ancelotti, ia tak perlu bergerak menjemput bola dan lebih banyak menerima pelayanan dari Second Line. Terbukti dari banyaknya sentuhan yang ia buat yang mencapai rata-rata 33,9 sentuhan di kotak 16 lawan per 90 menit.
Rasio golnya pun tak main-main d bawah Ancelotti. Dari banyaknya penyerang legendaris yang bermain di bawah Ancelotti, ia memiliki rasio gol Calvert-Lewin sama dengan Didier Drogba (satu gol per 139 menit).
Tentu menarik sejauh mana perkembangan Dominic Calvert-Lewin di bawah Carlo Ancelotti. Di usia yang relatif muda, ia masih memiliki waktu panjang sebelum mengukuhkan diri jadi predator top Everton di Liga Inggris atau bahkan di Eropa.