INDOSPORT.COM – Liga Inggris 2020-2021 memasuki pekan-pekan padat pada pengujung 2020. Setiap tim akan bertanding dengan rataan waktu yang bisa mencapai dua hari saja.
Liga Inggris dikenal sebagai salah satu liga terpopuler di dunia berkat permainan dan sistem kompetisi di dalamnya. Salah satu sistem yang membuat kompetisi ini populer sendiri tak lepas dari jadwal padat di penghujung tahun.
Saat memasuki Desember, setiap orang dari penjuru dunia akan mendapat waktu luang untuk merayakan Natal ataupun Tahun Baru atau dengan kata lain libur musim dingin.
Pun di sepak bola, berbagai kompetisi di dunia memilih untuk memberi libur atau sedikit waktu luang agar para pemain bisa berkumpul dengan keluarga dan beristirahat dari kompetisi.
Namun hal ini tak berlaku bagi Liga Inggris yang terus memainkan pertandingan di saat semua pihak berlibur. Di kompetisi ini bahkan dikenal sebuah hari yang bernama Boxing Day.
Boxing Day sendiri jatuh pada 26 Desember dan merupakan sebuah tradisi di Inggris di mana para pekerja yang telah lebih akan mendapat hadiah Natal dari bangsawan, tuan tanah maupun pemodal.
Lambat laun, Boxing Day menjalar ke sepak bola. Di Liga Inggris, setiap tim akan bermain di Boxing Day guna menghibur masyarakat. Hal ini tak lepas dari citra Liga Inggris yang saat ini merupakan industri hiburan.
Bagi setiap klub, Boxing Day tetap menguntungkan mereka dari segi komersial. Setiap tim yang berlaga di Boxing Day akan mendapat pemasukan besar dari hak siar.
Namun, sisi negatifnya, para pemain yang bertanding pun rentan terkena cedera. Alhasil banyak pihak yang mengkritisi gelaran Boxing Day di tengah padatnya jadwal Liga Inggris di bulan Desember.
Untuk Liga Inggris 2020-2021, jadwal padat di bulan Desember akan berlangsung sejak pekan ke-13 atau 16 Desember 2020 WIB hingga awal Januari 2021. Dari pertengahan bulan ini lah, setiap tim harus memutar otak untuk mengakali agar skuatnya tidak cedera.
Nasib sial pun tak pelak menghantui Everton, Manchester United dan Manchester City. Sebab, ketiga tim ini harus menjalani rata-rata satu laga dalam tempo dua hari (menurut waktu Inggris).
Sebagai contoh, Everton akan mengawali periode sibuknya dengan bertandang ke markas Leicester City pada 17 Desember. Lalu setelahnya, The Toffees akan menjamu Arsenal di Goodison Park.
Hal serupa dialami Manchester United yang mengawali periode padat pada 18 Desember dengan menghadapi Sheffield United. Dua hari berselang, Setan Merah akan menghadapi Leeds United.
Manchester City pun sama dengan menjamu West Bromwich Albion, 16 Desember, yang kemudian disusul laga melawan Southampton pada tanggal 19 Desember.
Everton tentu menjadi tim yang paling sengsara di penghujung tahun ini. Apalagi The Toffees akan menghadapi tim-tim sulit.
Nasib naas yang menimpa Everton ini berbanding terbalik dengan yang diterima rival sekotanya, Liverpool. Sang juara bertahan menjadi tim yang paling beruntung di tengah padatnya jadwal di penghujung dan awal tahun.
Liverpool mendapat rata-rata waktu bertandingan 4,5 hari sekali, atau rata-rata yang sama dengan tim promosi, Fulham hingga akhir awal 2021.
Dengan kondisi ini, setiap tim pun mau tidak mau harus cerdik dalam mengatur skuatnya agar tak kelelahan dan terhindar dari cedera
Di pekan-pekan ini pula, peta persaingan untuk menjadi juara Liga Inggris 2020-2021 akan terlihat. Siapa yang mampu bertahan dan meraih hasil maksimal dan menguasai puncak, diyakini bisa menjadi kampiun akhir musim.
Berikut rata-rata kesibukan jadwal tiap tim Liga Inggris di periode sibuk pengujung 2020.
- Everton: 2 hari
- Manchester United: 2 hari
- Manchester City: 2 hari
- Arsenal: 2,3 hari
- Tottenham Hotspur: 2,3 hari
- Chelsea: 2,5 hari
- Newcastle United: 2,7 hari
- Aston Villa, Burnley, Leicester City, West Ham United dan Wolves: 3 hari
- Brighton, Crystal Palace, Leeds United, Sheffield United, West Bromwich Albion: 3,5 hari
- Southampton: 4 hari
- Fulham: 4,5 hari
- Liverpool: 4,5 hari