INDOSPORT.COM – Bintang Barcelona, Antoine Griezmann melakukan tindakan berani untuk menunjukkan kepeduliannya pada nasib kaum muslim di suku Uighur, China.
Langkah berani yang diambil penyerang berkebangsaan Prancis ini adalah menghentikan hubungan komersial dengan sponsor utamanya, Huawei, sebuah perusahaan teknologi berbasis di China.
Hal ini diumumkan sendiri oleh sang pesepak bola melalui akun resminya di Instagram dalam bahasa Prancis, Jumat (11/12/20).
“Menyusul kecurigaan kuat bahwa Huawei telah mendukung pengembangan peringatan Uighur dengan perangkat lunak pengenal wajah, saya mengumumkan segera menghentikan hubungan kerja sama saya dengan perusahaan,” tulis Griezmann.
“Melalui kesempatan ini, saya meminta pihak Huawei tidak hanya menyangkal tuduhan itu, namun juga mengambil tindakan nyata sesegera mungkin untuk mengutuk penindasan masal ini,” lanjutnya.
Griemann juga meminta agar Huawei menggunakan pengaruhnya untuk berkontribusi pada penghormatan hak asasi manusia dan hak-hak perempuan di masyarakat alih-alih menyebarkan ketakutan dengan teknologi mereka.
Seperti diketahui, Griezmann telah menjadi brand ambassador untuk Huawei dalam waktu yang cukup lama. Dia juga kerap tampil di iklan-iklan yang mempromosikan ponsel pintar buatan perusahaan tersebut.
Namun, apa yang dilakukan Huawei pada pengembangan teknologi mereka belakangan ini tampaknya telah membuat Griezmann kecewa.
Diberitakan kemarin bahwa Huawei bekerja sama dengan Megvii sedang menguji sistem pengenalan wajah yang dapat digunakan untuk mendeteksi anggota kelompok Muslim Uighur yang menjadi sasaran pemerintah China.
Sebagai bagian dari uji coba, fitur yang disebut “Uighur Alert” juga telah diuji. Fitur lain dari perangkat lunak ini dapat menentukan “etnis” sebagai bagian dari “analisis atribut wajahnya’ yang mereka kembangkan.
Mengetahui langkah berani Griezmann itu, pihak Huawei juga mengaku sangat bersedih. Mereka juga akan berusaha mengajak Griezmann dan perwakilannya berdiskusi soal kontrak dan juga masalah hak asasi manusia.
Di sisi lain China telah berulang kali membantah penganiayaan terhadap Muslim, meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang, kebanyakan orang Uighur, telah ditahan di Xinjiang.