Keras Kepala Conte yang Akan Membawa Dirinya Hancur Bersama Inter Milan
Ada banyak indikator dan bukti bahwa Conte ini memang sangat keras kepala. Ambil contoh saat melatih Juventus, memang ia berhasil membangunkan Si Nyonya Tua dari tidur panjangnya.
Akan tetapi di Eropa, Juventus seolah seperti babak belur dengan tak pernah bisa menyentuh babak semifinal Liga Champions. Padahal saat itu, Conte sudah diminta untuk meninggalkan formasi 3 bek yang dianggap tak sukses jika harus bermain di Eropa.
Benar saja Ketika Massimiliano Allegri datang menggantikan Conte, ia merubah Juventus bisa bermain dengan format 4 bek. Hasilnya, Juventus berhasil berbicara banyak di Eropa dengan mencapai 2 final Liga Champions.
Kembali ke kasus di Inter Milan, seringkali Conte ini tak memanfaatkan pergantian pemain dengan tepat. Seakan seperti sangat percaya dengan starting xi-nya, Conte seringkali terlambat dalam melakukan pergantian pemain.
Lihat saja bagaimana saat Inter Milan ditahan Shakhtar Donetsk kemarin, pemain bintang seperti Christian Eriksen baru dimasukan pada menit 85. Dengan sisa waktu 5 menit normal, jelas Eriksen tak akan bisa berbuat banyak.
Mundur lagi saat final Liga Europa musim lalu, Conte terlihat baru memasukan pemain penggantinya Ketika sudah tertinggal dari Sevilla pada menit 78. Padahal sebelum gol kemenangan Sevilla tercipta, Inter Milan sedang mengambil alih jalannya pertandingan.
Kebiasaannya yang enggan memainkan pemain pengganti lebih cepat menimbulkan anggapan kalau Conte ini memang tak punya rencana cadangan. Mengerikannya, Ketika Conte sudah buntu dengan rencana utamanya, ia akan keras kepala tetap menggunakannya.
Hal itulah yang mengundang rasa penasaran dari pelatih legendaris Italia, Fabio Capello soal apakah Conte memiliki rencana cadangan. Mengejutkannya, Conte malah membalas pertanyaannya itu dengan cara tidak sopan seperti tak ingin mendengarkan nasehat Capello.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, keras kepala terjadi Ketika individu tidak mau menuruti nasehat orang lain. Tentu Capello bermaksud baik mencoba mengingatkan Conte akan pentingnya memiliki dan menggunakan rencana cadangan lebih cekatan.
Namun sayang sifat keras kepalanya Conte yang merasa dirinya paling benar membuat nasehat Capello bagaikan anjing menggonggong saja. Apa daya Conte memang sudah sangat terkenal akan keras kepalanya, itulah yang membuat dirinya kerap gagal dalam kompetisi format turnamen.
Inter Milan tentu sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja akibat rencana utama Conte yang kerap gagal, celakanya sang pelatih keras kepala tetap ingin menggunakannya. Jika begini terus, Conte bisa-bisa membiarkan dirinya nanti hancur Bersama Inter Milan dengan keras kepalanya.