INDOSPORT.COM - Ketika sosok Zlatan Ibrahimovic begitu didewakan di AC Milan, nyatanya I Rossoneri lebih tidak berdaya kala ditinggal oleh bek uzurnya, Simon Kjaer, di Liga Italia.
AC Milan meraih hasil kurang maksimal dalam dua laga terakhirnya di Serie A Italia. I Rossoneri masing-masing ditahan imbang 2-2 oleh Parma pada (pekan 11) dan Genoa (pekan 12).
Hasil ini terbilang mengecewakan mengingat mereka sebelumnya memiliki performa gemilang dengan raihan kemenangan beruntun. AC Milan bahkan sempat memimpin dengan selisih lima poin dari pesaing terdekatnya Inter Milan.
Kini, Milan dan Inter hanya berjarak satu poin saja. Kondisi yang dihadapi Milan ini pun dinilai sebagai akibat dari absennya Zlatan Ibrahimovic yang absen karena cedera tiga pekan lalu.
Meski begitu, anggapan tersebut ternyata terbantahkan oleh statistik yang ada. Seperti diketahui, AC Milan saat ini baru saja memecahkan rekor sebagai satu-satunya tim Italia yang mampu mencetak dua gol lebih dalam 14 laga beruntun di Serie A Italia.
Mereka mengalahkan rekor yang selama ini dipegang oleh grande Torino pada dekade 40-an lalu dengan catatan 13 laga.
Fakta ini membuktikan bahwa ternyata tanpa kehadiran Ibrahimovic pun klub AC Milan tidak kesulitan dalam mencetak gol. Ibra sendiri saat ini menjadi top skor Milan dengan 10 gol.
Justru masalah utama Milan adalah pada lini belakang. Seperti diketahui, dalam dua laga terakhir melawan Parma dan Genoa, AC Milan harus tertinggal dua gol terlebih dahulu.
Usut punya usut, absennya Simon Kjaer bertanggung jawab dalam masalah yang ditimbulkan ini. Statistik membuktikan AC Milan menderita kebobolan gol dua kali lipat lebih banyak ketika Simon Kjaer absen.
Sejak absen karena cedera paha di Liga Europa melawan Celtic awal Desember lalu, Kjaer sudah melewatkan tiga laga Serie A yang dijalani AC MIlan.
Pertama adalah duel melawan Sampdoria (2-1) yang diikuti oleh Genoa (2-2) dan Parma (2-2). Sejauh ini, AC Milan baru menelan satu kekalahan di semua kompetisi sejak berakhirnya jeda pandemi pada pertengahan Juni lalu.
Dalam kurun waktu itu, Simon Kjaer masuk dalam starter Milan sebanyak 20 kali. Dilansir dari Sky Sport Italia, ketika kapten Timnas Denmark itu bermain, Milan kebobolan 18 gol dengan rata-rata 0.9 per laga.
Rataan ini melonjak hampir dua kali lipat hanya dari empat laga tanpa Kjaer di mana I Rossoneri harus kebobolan tujuh kali dengan rata-rata 1.75 per laga.
Tak hanya itu, Saat bersama Kjaer, Milan sukses mendapatkan 2.6 poin per laga. Namun, ketika dirinya absen, Milan cuma dapat rata-rata 1.5 poin per laga.
Sebaliknya, ketika bersama Ibrahimovic di 16 laga, Milan meraih 2.37 poin. Sedangkan ketika tanpa Ibrahimovic di delapan laga, Milan mendapatkan 2.5 poin.
Walau bagaimana pun, peran keduanya benar-benar sangat dibutuhkan AC Milan di Liga Italia dalam perburuan scudetto. AC Milan telah menjalani tiga laga tanpa kehadiran keduanya dalam waktu bersamaan. Hasilnya, Milan cuma bisa meraih satu kemenangan.
Simon Kjaer sendiri bergabung dengan AC Milan di bulan yang sama ketika Ibra bergabung, yakni pada Januari 2020. Bek 32 tahun ini didatangkan dari Sevilla dengan status pemain pinjaman, sebelum akhirnya dipermanenkan pada musim panas kemarin.
Sementara itu Ibrahimovic direkrut dari klub MLS, LA Galaxy, dengan status bebas transfer. Kedatangan Ibrahimovic dan Simon Kjaer menjadi bukti kecerdikan direksi AC Milan yang dipimpin Paolo Maldini di bursa transfer.