INDOSPORT.COM - Sejarah mengenang SEA Games 1991 Filipina sebagai titik awal paceklik prestasi timnas Indonesia di level senior. Di sanalah Laskar Merah-Putih terakhir kali merasakan gelar juara, dalam hal ini berbentuk medali emas bukan trofi, usai menekuk Thailand di final.
Salah satu bagian penting dalam generasi emas timnas Indonesia 1991 yaitu Toyo Haryono yang berposisi bek tengah. Dia memiliki postur tinggi besar sehingga mendukung pergerakan di atas lapangan, terutama saat harus berduel udara dengan pemain lawan.
Di level klub, Toyo Haryono bersinar bareng Assyabaab, jebolan kompetisi Galatama (1979-1994) yang sempat masuk jajaran elite di musim-musim awal era profesional Liga Indonesia alias 1990-an.
Dia lumayan disegani striker-striker top kala itu karena terkenal ngotot, bahkan tak jarang bermain keras, ketika mengawal sektor pertahanan tim.
Pasca-gantung sepatu pada 2000-an, Toyo terjun ke dalam pembinaan sepak bola usia dini berbekal lisensi C. Dia sempat menjadi pelatih di SSB Asiop sebelum kemudian mendirikan SSB sendiri menggunakan namanya dan terdaftar sebagai anggota Askot PSSI Jakarta Selatan.
"Saya memegang lisensi C sejak lama. SSB binaan saya juga cukup berprestasi di area Jakarta Selatan. Saya merasa terpanggil untuk mengajari anak-anak tentang dasar teknik bermain sepak bola," kata Toyo Haryono kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ke depan, Toyo bahkan memiliki rencana membangun klub amatir yang kompetitif dan bisa berpastisipasi di Liga 3. Tujuan utamanya apalagi kalau bukan memfasilitasi siswa-siswa binaannya di SSB untuk mencicipi ketatnya kompetisi resmi level nasional.
"Kami dari SSB Toyo Haryono memang berencana membuat klub Liga 3 kalau memang direstui oleh Askot PSSI Jaksel. Kami ingin anak-anak yang usianya sudah masuk U-16 sampai U-19 bisa mentas di ajang resmi tanpa harus bersusah payah mencari klub," cetusnya.
Gayung bersambut. Askot PSSI Jakarta Selatan mendukung keinginan SSB Toyo Haryono menjadi klub Liga 3 DKI Jakarta, tapi mereka diminta mempersiapkan diri agar nantinya bisa direkomendasikan ke Asprov PSSI DKI Jakarta.
"Ada banyak jalan untuk mendirikan klub Liga 3, tidak harus akuisisi seperti yang lazim dilakukan akhir-akhir ini. Asalkan semua kriteria bisa dipenuhi oleh SSB Toyo Haryono, salah satunya punya kantor sekretariat dan aktif di media sosial," ujar Ketua Askot PSSI Jaksel, Try Joko Susilo.
"Tidak perlu jauh-jauh. SSB Asiop bisa menjadi contoh. Mereka mendirikan klub Liga 3 DKI Jakarta tanpa mengakuisisi klub lain karena telah memenuhi segala kriteria yang telah kami susun. SSB Toyo Haryono dapat meniru mereka," tandas Try Joko.