INDOSPORT.COM - Jagat sepak bola nasional sempat dihebohkan dengan kemunculan klub baru yang menjiplak nama salah satu raksasa Eropa, Red Bull Depok, pada pertengahan April 2020. Mereka mengumbar rencana ambisius dan siap memulai langkah dari level paling bawah kompetisi Indonesia, Liga 3.
Belakangan, keganjilan timbul satu demi satu soal sensasi Red Bull Depok, salah satunya penggunaan nama klub yang rupanya dilakukan secara sepihak tanpa ada pembicaraan atau kerja sama terlebih dahulu dengan si empunya label sekaligus pabrikan minuman berenergi ternama dunia, Red Bull.
Masalah pun datang tak lama kemudian. Pihak Red Bull melancarkan somasi dan meminta klub tersebut untuk mengganti nama serta mengubah logo yang sangat menyerupai tiga klub resmi mereka di dunia sepak bola, yakni RB Leipzig, Red Bull Salzburg, dan New York Red Bull.
Setelah terkena somasi, Red Bull Depok lantas mengubah namanya menjadi RB Depok FC dan merombak logo klub secara total tanpa sedikit pun menampilkan ikon maupun atribut Red Bull. Mereka bahkan sampai tiga kali mengotak-atik desain logo agar tidak ditegur lagi oleh pihak Red Bull.
Tak berhenti di situ, problem demi problem bertubi-tubi menghantam RB Depok. Eksistensi mereka dipertanyakan karena belum juga terdaftar sebagai klub resmi Liga 3 di bawah naungan Askot PSSI Depok, bahkan sempat mendapatkan 'tamparan' dari Meiyadi Rakasiwi selaku Ketua Askot PSSI setempat.
"RB Depok itu apa ya? Klub yang terdaftar sebagai anggota Askot PSSI Depok cuma tiga, antara lain Persipu FC, Depok United FC, dan Persikad 1999," cetus Meiyadi Rakasiwi kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Oktober silam
Padahal, waktu itu RB Depok sedang gencar-gencarnya mempromosikan diri mereka lewat jejaring sosial Instagram. Klub yang identik dengan warna merah ini bahkan sesumbar tengah menjajaki opsi mengakuisisi salah satu kontestan Liga 3 zona Jawa Barat serta berniat membangun stadion megah di kawasan Tapos, Depok.
"Untuk merger masih proses dengan salah satu tim Liga 3 regional Jabar. Kemarin sempat terhambat satu dan beberapa hal, tapi nanti akan diumumkan secara resmi penyatuan dua manajemen klub," cetus Diddy Kurniawan kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Rabu (21/10/20).
"Kami juga sedang fokus menggandeng Pemkot Depok untuk mempersiapkan pembangunan stadion sepak bola bertaraf internasional di kawasan Tapos-Depok dalam lahan kurang lebih 30 hektar, persisnya antara Kelurahan Tapos dan Kelurahan Cilangkap," ungkapnya.
Terkait akuisisi, INDOSPORT lantas menelusuri klub mana yang kala itu tengah ditaksir RB Depok FC berdasarkan petujuk berupa siluet logo klub di akun Instagram @rbdepokfc. Ditemukanlah Persebam Bogor via pengakuan langsung sang pemilik, Delif Subekti, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.
Namun, fakta yang terungkap adalah pembicaraan antara kedua belah pihak yang telah berlangsung selama lima bulan (Mei-September 2020) mendadak berhenti di tengah jalan. Persebam Bogor memilih untuk membatalkan proses akuisisi usai melihat gelagat mencurigakan dari RB Depok.
"Sekitar pertengahan September sebelum tanggal 20 saya ambil keputusan untuk menyudahi pembicaraan dengan RB Depok. Saya sangat kecewa dengan sikap mereka yang tidak berkomitmen kepada kami," kata Delif Subekti kepada INDOSPORT, Senin (26/10/20).
Berikutnya, Persebam Bogor diketahui menjalin komunikasi dengan Persikabbar Bandung Barat sebelum kemudian resmi diakuisisi klub pendatang baru lain yang kini namanya sudah terdaftar sebagai anggota Askot PSSI setempat, yakni Depok City FC.
Balik ke RB Depok, rencana membangun stadion megah diklaim akan menggandeng Pemerintah Kota (Pemkot), terutama Wali kota, Mohammad Idris, dan Ketua DPRD. Mereka bahkan optimistis mendapatkan respons positif sehingga pengerjaan bisa segera dimulai, paling tidak tahun depan (2022).
Terkait proyek ambisius tersebut, RB Depok lagi-lagi menebar janji manis, kalau tidak boleh dibilang asal bicara, dan kali ini ditujukan langsung kepada INDOSPORT sekitar akhir November 2020. Mereka sesumbar akan memfasilitasi untuk mewawancarai Wali kota Depok, Mohammad Idris, plus Ketua DPRD secara eksklusif.
Namun, agenda wawancara itu tidak pernah terjadi mengingat kesepakatan antara INDOSPORT dengan pihak RB Depok adalah sebelum kegiatan Pilkada serentak 2020 yang berlangsung pada 9 Desember lalu. Kebetulan M. Idris selaku petahana mencalonkan kembali sebagai Wali kota Depok bersama pasangannya, Imam Budi Hartono.
"Nanti dicari waktu kosong di sela-sela kampanye. Sekitar awal Desember lah sebelum Pilkada. Nanti akan dikabari lagi ya," ujar Diddy Kurniawan sewaktu menjanjikan agenda wawancara Wali kota Depok kepada INDOSPORT, Kamis (26/11/20).
Saat dikonfirmasi soal kepastian tanggal wawancara, pihak RB Depok cenderung menghindar, bahkan tidak lagi merespons INDOSPORT dan buka-bukaan seperti di awal ketika mereka begitu menggebu-gebu berbicara tentang proyek pembangunan stadion bertaraf internasional di kawasan Tapos, Depok.
Aktivitas RB Depok di Instagram pun menurun drastis, dari tadinya sering mengunggah perkembangan terkini klub hingga sekadar mengucapkan selamat dan ikut merayakan hari-hari besar nasional, contohnya Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober) dan yang terbaru menyambut Tahun Baru 2021, Kamis (31/12/20).
Menjelang pergantian tahun, RB Depok lagi-lagi menerima 'tamparan' telak. Mereka yang notabene sudah mencuri start dan menarik perhatian publik sepak bola nasional sejak April lalu malah disalip pendatang baru lain, Depok City FC.
Semakin ironis bagi RB Depok karena klub yang diakuisisi oleh Depok City FC adalah Persebam Bogor. Klub baru ini bahkan tak butuh waktu lama.
Depok City FC bisa dibilang gercep alias gerak cepat ketika melakukan proses negosiasi hingga berujung manis akuisisi serta resmi terdaftar sebagai anggota Askot PSSI Depok hanya dalam hitungan pekan sepanjang November.
Pada akhirnya, RB Depok masih saja berstatus gaib karena eksistensinya belum jua diakui Askot PSSI Depok sampai kalender berganti dari 2020 ke 2021. Mimpi besar membangun klub elite dan stadion megah sejauh ini cuma sebatas ucapan tanpa tindakan yang riil.
Tak mengherankan bila RB Depok kerap mendapatkan sindiran dari netizen Tanah Air di Instagram. Kata-kata ledekan yang paling sering terlihat berseliweran di kolom komentar antara lain "Klub Halu", "Klub Pansos", dan "Penebar Sensasi Belaka".
Entah apa yang akan terjadi di 2021. Satu hal yang jelas, RB Depok sudah terlanjur menebar sensasi dan mereka harus bisa merealisasikan semua agenda ambisius untuk mengembalikan kepercayaan publik.
RB Depok berutang kepada publik untuk membuktikan bahwa klub ini memang berkomitmen dan serius ingin menancapkan eksistensi di belantika sepak bola Indonesia.