INDOSPORT.COM - Kelompok suporter pecinta PSIS Semarang, Panser Biru, akan menunda pelaksanaan aksi demonstrasi ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sebelumnya, Panser Biru memang memiliki agenda untuk melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Senin (11/01/20) karena menganggap tuntutan mereka terkait Stadion Jatidiri kepada Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah belum mendapat respons yang positif.
Panser Biru dalam dua bulan terakhir sudah melayangkan protes ke Ganjar Pranowo terkait Stadion Jatidiri melalui banner-banner di jalan serta tuntutan di media sosial mengingat orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut cukup aktif dalam menggunakan media sosial.
Selain itu, Panser Biru juga telah mendesak PSIS sebagai klub yang mereka dukung untuk membuat surat izin pemakaian Stadion Jatidiri ke Gubernur Jawa Tengah.
Tak berhenti di situ, Panser Biru juga telah dua kali menyampaikan aspirasi mereka secara resmi melalui audiensi dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah selaku pengelola teknis Stadion Jatidiri dan ke Komisi E DPRD Jawa Tengah yang membidangi olahraga.
Menurut Kepareng selaku ketua umum Panser Biru, organisasinya terpaksa ingin menggelar demonstrasi karena merasa tuntutannya tidak didengar. Selain itu, janji dari Kepala Disporapar Jateng, Sinung N. Rachmadi untuk mempertemukan Panser Biru dan Ganjar Pranowo untuk pelaksanaan audiensi juga tak terlaksana hingga Minggu (10/01/20).
Panser Biru menunda pelaksanaan demonstrasi karena izin dari Polrestabes Semarang untuk pelaksanaan demonstrasi tidak turun. Pihak kepolisian juga telah melayangkan surat resmi ke Panser Biru dan menyarankan adanya audiensi terlebih dahulu daripada melaksanakan demonstrasi.
“Terkait aksi Panser Biru pada 11 Januari kami tunda sampai situasi memungkinkan untuk aksi. Kami menghormati keputusan dari kepolisian karena dari awal kami mencoba menyampaikan aspirasi melalui prosedur,” tutur Kepareng kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Minggu (10/01/20).
Walaupun menunda pelaksanaan demonstrasi, Kepareng menegaskan bahwa organisasinya akan tetap bersuara melalui media sosial terkait Stadion Jatidiri.
“Sebagai gantinya, teman-teman bisa tetap menyuarakan suara melalui kaos, mural, mmt, komentar di media sosial supaya tuntuan #2021BaliJatidiri terpenuhi lewat audiensi atau pun cara lainnya. Perjuangan kami masih panjang,” ujar Kepareng.