INDOSPORT.COM - Pendatang baru Liga 2 yang belakangan tengah gencar-gencarnya mempromosikan diri selepas menggelar launching akhir Desember 2020, PSG Pati, dirundung persoalan serius. Mereka diketahui mendapatkan 'perlawanan' dari klub tradisional setempat, Persipa Pati.
Sekadar mengingatkan, PSG Pati sukses menancapkan eksistensinya jagat sepak bola nasional usai mengambil alih alias mengakuisisi klub Liga 2, Putra Sinar Giri, beberapa waktu lalu. Mereka kini berhak melakukan perubahan besar-besaran di tubuh manajemen demi mengejar prestasi tinggi.
Sosok sentral di balik kemunculan PSG Pati tidak lain adalah sang pemilik, Saiful Arifin. Dia merupakan Wakil Bupati Pati sekaligus pengusaha lokal yang belum lama ini tertarik mengembangkan sepak bola usia dini dengan mendirikan Safin Pati Football Academy (SPFA).
Sebelum membentuk PSG Pati, Saiful Arifin terlebih dulu terjun di kepengurusan Persipa Pati. Namanya tercatat sebagai Ketua Umum periode 2018-2021 berdasarkan hasil Musyawarah Cabang (Muscab) Askab PSSI Pati pada 1 Maret 2018.
Namun, Saiful Arifin mendadak berpaling dan mendirikan klub baru bernama PSG Pati yang lantas bernaung di Liga 2. Dia bahkan telah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum Persipa Pati per 30 Desember 2020.
“Saya memutuskan untuk mundur dari Persipa, tercatat mulai Rabu 30 Desember 2020. Keputusan ini saya ambil agar tidak ada kepengurusan ganda yang saya jalani,” tutur Saiful Arifin dalam rilis di situs resmi Pemerintah Kabupaten Pati.
Situasi ini lantas memicu kontroversi. Dia dianggap mengejar prestasi instan semata karena begitu saja meninggalkan Persipa Pati yang tengah berjuang membangun fondasi untuk bertarung di musim baru Liga 3.
Suara-suara sumbang bernada kecewa pun bermunculan, terutama dari basis suporter Persipa Pati yang dikenal dengan sebutan Patifosi Mania. Mereka tidak habis pikir menyaksikan sang mantan Ketua Umum pergi meninggalkan klub secara tiba-tiba.
"Kami jelas kecewa karena pak Saiful Arifin bukannya membesarkan Persipa eh malah membeli klub lagi, tapi toh kami tidak bisa berbuat apa-apa wong dia memang punya sumber daya berlebih (uang)," kata Ketua Patifosi Mania, Dian Dwi Budianto, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Selasa (12/1/21).
"Di sisi lain, kemungkinan pak Saiful ingin mempromosikan akademi sepak bola miliknya (SPFA) agar lebih dikenal secara luas karena mempunyai tim Liga 2 yang di dalamnya ada kompetisi senior, Elite Pro U-20, U-18, dan U-17," cetusnya.
Ke depan, Dian bersama Patifosi Mania mengaku tetap setia mendukung penuh Persipa Pati sampai kapan pun. Mereka bahkan memiliki rencana mulia, yakni ingin membantu pendanaan klub seperti yang dilakukan beberapa suporter klub lain, di antaranya Persekat Kab. Tegal dan PSS Sleman.
"Kami sedang berusaha meniru apa yang dilakukan oleh suporter Persekat Tegal dan PSS Sleman. Mereka membantu kehidupan klub. Kami ingin Persipa Pati bisa seperti itu. Kami akan berupaya menggandeng semua pihak untuk mendukung Persipa," tandas Dian Dwi Budianto.
Di sisi lain, Persipa baru-baru ini menggelar rapat di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pati, Rabu (6/1/21). Salah satu hal yang dibahas adalah penjaringan manajer baru menjelang Liga 3 2021.
Plt Ketua Umum Persipa Pati, Kardi, mengumpulkan beberapa stakeholder sepak bola yang ada di Pati, antara lain perwakilan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Pati dan perwakilan Persatuan Sepak bola (PS).