INDOSPORT.COM – Pelatih kepala PSIS Semarang, Dragan Djukanovic mendapat beberapa tawaran dari klub luar negeri di tengah ketidakjelasan kompetisi Liga 1.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Dragan dan secara langsung ia menegaskan bahwa menolak tawaran klub-klub tersebut dan tetap menghormati kontrak bersama Laskar Mahesa Jenar.
Dari pengakuannya, ada tiga klub yang telah menawarinya untuk mengisi pos pelatih kepala. Dua diantaranya berada di Benua Asia yakni klub Liga India dan klub Liga Malaysia dan satu klub lainnya tidak dijelaskan secara rinci oleh Dragan.
“Ada tawaran dari Malaysia dan satu dari ISL (Liga India). Tetapi karena hubungan yang saling menghormati dengan CEO PSIS dan manajemen, saya tidak ingin meninggalkan pekerjaan yang baru saja saya mulai,” tutur Dragan Djukanovic, Rabu (13/01/21).
Pelatih berlisensi UEFA Pro ini juga mengungkapkan bahwa selama ini ia memiliki hubungan yang cukup baik dengan internal manajemen PSIS. Walaupun masih baru, ia sudah diterima dan diperlakukan dengan cukup profesional.
“Orang-orang di PSIS dan saya memiliki hubungan persahabatan yang penuh rasa hormat dan akan tetap demikian di masa depan,” imbuh Dragan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Dragan juga tak ragu untuk memperpanjang kontrak bersama PSIS sebelum ia memutuskan pulang ke Serbia walaupun kompetisi Liga 1 tidak jelas.
Ia pun saat ini berharap segera ada kejelasan terkait kompetisi Liga 1 karena merasa kompetisi sepak bola di Tanah Air sudah layak untuk diputar.
Sementara itu, Yoyok Sukawi selaku CEO PSIS mengapresiasi kesetiaan Dragan walaupun ada beberapa tawaran dari klub luar negeri.
Bahkan sebetulnya Yoyok Sukawi sendiri tak melarang pemain atau officialnya untuk hijrah ke klub lain kalau memang memungkinkan karena merasa kompetisi di Indonesia memang belum jelas.
“Saya itu respect sama coach Dragan. Kalau boleh jujur, sebetulnya PSIS tidak pernah melarang siapa pun untuk berkarir di luar negeri karena ini sudah bicara perut. Kami sadar di sini liga belum jelas,” ungkap Yoyok Sukawi.
“Kalau coach Dragan punya keputusan seperti itu, saya respect. Berarti memang PSIS dianggap sebuah rumah yang cukup nyaman untuk beliaunya,” pungkasnya.