INDOSPORT.COM - Julukan Derby d'Italia sebagai penanda laga big match antara Inter Milan vs Juventus di Liga Italia kini mulai dipersoalkan dan menjadi sesuatu yang kontroversial. Apa penyebabnya?
Duel sangat panas bakal tersaji pada pekan ke-18 Serie A Italia antara penghuni peringkat kedua, Inter Milan, menghadapi tim peringkat keempat, Juventus. Laga bertajuk Derby d' Italia itu akan dimainkan di Stadion Giuseppe Meazza, Senin (17/01/21) dini hari WIB.
Melihat kompetisi Serie A Italia yang mulai berjalan setengah musim dan posisi di papan atas sangat ketat, rasanya tak berlebihan jika duel Inter Milan vs Juventus ini disebut final kepagian.
Baik Inter dan Juventus saat ini sama-sama tengah bersaing dalam perburuan gelar juara Serie A Italia. Dalam lawatannya ke Milano, Juventus saat ini tengah dalam kepercayaan diri setelah memenangi tiga laga terakhir mereka di Serie A.
Pertemuan antara Inter Milan dan Juventus selama puluhan tahun selalu mengundang perhatian. Maklum, keduanya memang secara tradisional menjadi tim yang paling sering bersaing di papan atas.
Berulangkali Juve dan Inter bersaing memperebutkan gelar juara Liga Italia, termasuk musim 2019/20 lalu. Saking istimewanya, perjumpaan kedua tim pun kerap dijuluki sebagai Derby d'Italia.
Walau bukan tim sekota, julukan derby tersemat kepada pertemuan kedua tim. Julukan ini sendiri sudah langgeng selama puluhan tahun.
Namun begitu, memasuki era 2000-an dan sampai sekarang, julukan Derby d'Italia pun dipersoalkan dan menjadi sesuatu yang kontroversial. Apa yang menyebabkan itu semua? Berikut ulasannya.
Derby d'Italia yang Tak Lagi Relevan?
Derby d’Italia pertama kali muncul dari istilah yang dipopulerkan jurnalis olahraga ternama Italia, Gianni Brera, pada musim kompetisi 1967-68. Brera juga rupanya yang memunculkan istilah catenaccio untuk menyebut strategi bertahan yang terkenal di era 1960-an.
Derby d’Italia lahir dari sejarah panjang Juventus dan Inter Milan di Liga Italia. Sejak kompetisi sepak bola Italia dibentuk tahun 1898, Juventus menjadi tim yang paling sukses.
Inter Milan menjadi juara pertama kompetisi dengan format Serie A Italia pada 1929-30. Juventus dan Inter Milan terus bersaing menjadi yang terbaik dan menguasai koleksi gelar juara.
Itulah alasan Brera menyematkan predikat Derby d’Italia dalam laga Inter Milan vs Juventus. Selain itu, Juventus dan Inter Milan menjadi tim Italia yang belum pernah terdegradas.
Namun demikian, sebutan Derby d’Italia kini mulai menjadi kontroversi. Alasan penyebutan Derby d’Italia untuk klub dengan perolehan juara terbanyak dan belum pernah degradasi tidak lagi relevan.
Sebelum periode 1994, Juventus dan Inter Milan boleh menjadi pengoleksi gelar Serie A terbanyak. Namun demikian, pada rentang 1994 hingga 2009, scudetto AC Milan justru lebih banyak dari Inter Milan.
Kesuksesan AC Milan menjadi tim kedua tersukses di Italia secara logika bisa mematahkan julukan Derby d'Italia. Meksi demikian, julukan itu masih langgeng di era 2000-an.
Sejumlah pihak kembali mempermasalahkan julukan ini ketika Juventus tersandung skandal calciopoli pada 2006. Untuk pertama kalinya, Bianconeri harus turun kasta ke Serie B.
Inter Milan pun menjadi satu-satunya tim yang belum terdegradasi hingga saat ini. Meski demikian, hal itu tetap tak menghilangkan Derby d'Italia pada pertemuan kedua tim.
Kesuksesan Inter meraih lima gelar beruntun di paruh kedua dekade 2000-an menjadi penguat julukan tersebut. Namun begitu, dengan dominasi Juventus pada sembilan musim terakhir yang tanpa kehadiran Inter lagi-lagi meruntuhkan kesakralan Derby d'Italia.
Faktanya, AC Milanlah tim paling sukses terakhir yang bersaing dengan Juventus di papan atas yakni pada musim 2010/11 dan 2011/12. Setelah itu, Juventus lebih sering bersaing dengan klub-klub seperti Napoli dan AS Roma.
Jika bersandarkan pada terminologi, maka semestinya Derby d'Italia tak lagi relevan untuk kedua tim. Namun begitu, fans Inter dan Juve boleh saja mengelak.
Pada dua musim terakhir ini Inter Milan dan Juventus kembali bersaing di papan atas Serie A Italia. Meski Milan juga saat ini sudah bangkit, namun setidaknya hal itu mampu membuat laga Inter Milan vs Juventus kembali sakral dalam balutan Derby d'Italia.