INDOSPORT.COM - Era awal 2000-an barangkali termasuk salah satu generasi tersial Inter Milan sepanjang sejarah. Mereka gagal berprestasi meski bermaterikan pemain-pemain beken.
Skuat berkualitas top kombinasi lokal dengan asing seperti Fabio Cannavaro, Christian Vieri (Italia), Javier Zanetti, Hernan Crespo (Argentina), Ronaldo Luis (Brasil), dan Alvaro Recoba (Uruguay), tak lantas menjamin titel scudetto.
Bukan cuma gagal menjuarai Serie A Italia, Inter Milan juga pernah mengalami kekalahan memalukan, tepatnya saat menyambangi markas tim medioker Italia, Perugia, pada partai pamungkas paruh pertama edisi 2002-2003.
Kala itu, Inter Milan sedang bersaing ketat memperebutkan predikat campione d’inverno alias jawara paruh musim Serie A Italia dengan AC Milan, Lazio, dan Juventus.
Poin penuh adalah target yang mereka bidik dari lawatan ke Perugia kendati dipastikan tampil tanpa diperkuat Hernan Crespo dan Alvaro Recoba.
Kenyataannya malah di luar dugaan. Inter Milan dibuat kocar-kacir dan harus rela menerima tamparan telak. Seluruh pemain meninggalkan area lapangan dengan lesu plus kepala tertunduk akibat menelan kekalahan mencolok 1-4, 19 Januari 2003!
Mimpi buruk Inter Milan bermula ketika Ivan Cordoba menyentuh bola menggunakan tangan di muka gawang untuk menghalau peluang gol Perugia pada menit ke-8. Hadiah penalti diberikan dan Ze Maria yang melangkah maju sebagai eksekutor sukses menjalankan tugasnya.
Inter Milan semakin terpuruk karena Perugia mampu menambah tiga gol lagi melalui sepasang aksi Zisis Vryzas dan sepakan bertenaga ala Massimiliano Fusani. Ketiganya tercipta berkat kerja sama apik para pemain serta serangan balik kilat.
Torehan pertama Vryzas lahir melalui tandukan ringan menyambut umpan silang akurat Fabio Grosso pada menit ke-33, sedangkan gol keduanya adalah hasil kerja keras Fabrizio Micolli berakselerasi di jantung pertahanan Inter Milan (64’).
Satu gol tambahan milik Fusani merupakan buah dari kreasi Ze Maria menyisir sisi kiri pertahanan Inter Milan dan mengelabui Francesco Coco. Keunggulan Perugia menimbulkan perasaan frustrasi di benak para penggawa I Nerazzurri.
Luigi Di Biagio bahkan menerima kartu merah lantaran berlaku kasar terhadap pemain Perugia pada menit ke-71. Satu-satunya hiburan Inter Milan adalah sewaktu Christian Vieri menyarangkan gol hiburan lewat titik putih menyusul pelanggaran kiper Zeljko Kalac (79’).
Seorang jurnalis ternama Indonesia yang kala itu menetap di Italia dan berstatus kontributor Tabloid BOLA, Rayana Djakasuria, sampai tega menyebut Inter Milan sangat memalukan. Dia menyaksikan langsung pertandingan tersebut.
"Kekalahan ini sangatlah memalukan. Bukan cuma gagal menjadi campione d'inverno, Inter Milan juga terlempar ke posisi ketiga. Bagaimana jika kemarin adalah pekan ke-34? Mereka pasti menangis lagi seperti musim lalu," cetus Rayana dalam laporannya di Tabloid BOLA edisi 1.278, Selasa, 20 Januari 2003).
Serse #Cosmi nuovo allenatore del #Perugia è un amarcord da brividi.
— Enrico Turcato (@EnricoTurcato) January 4, 2020
Inizio anni 2000...Zisis Vryzas, Baiocco, Liverani, Materazzi, Zè Maria, Bazzani, Miccoli, il leggendario Gaucci e una squadra che stava stabile nei primi 10 posti della Serie A.
In bocca al lupo 😊 pic.twitter.com/wiPYXcfZH0
Musim lalu yang dimaksud adalah Serie A Italia 2001-2002. Inter Milan secara mengejutkan gagal juara dan harus menerima kenyataan pahit di pekan pamungkas akibat disalip Juventus.
Kala itu, Inter Milan yang hanya butuh satu kemenangan lagi untuk memastikan scudetto tergusur dari puncak klasemen lantaran menelan kekalahan 2-4 dari Lazio di pekan pamungkas.
Di sisi lain, Juventus yang tadinya ketinggalan satu poin di bawah Inter Milan memetik kemenangan dua gol tanpa balas atas Udinese, sehingga mampu mengudeta puncak klasemen Serie A Italia sekaligus mengunci titel scudetto.
Belakangan, prediksi Rayana Djakasuria menjadi kenyataan. Inter Milan lagi-lagi gagal menjuarai Serie A Italia dan harus menerima kenyataan sebagai runner-up di bawah Juventus pada pengujung edisi 2002-2003.
Inter Milan bahkan tertinggal cukup jauh dalam perolehan poin. Mereka tercatat mengumpulkan 65 poin, terpaut tujuh di bawah Juventus (72).
Susunan Pemain:
Perugia (3-5-2): 1-Kalac; 6-Sogliano, 31-Viali, 3-Milanese; 2-Ze Maria, 4-Tedesco, 8-Blasi (44-Gatti 88'), 20-Fusani, 11-Grosso; 10-Miccoli (17-Berrettoni 85'), 23-Vryzas (29-Caracciolo 75')
Cadangan: 7-Tardioli, 15-Sulcis, 16-Lompoutis, 18-Pagliuca
Pelatih: Cosmi
Inter Milan (4-4-2): 1-Toldo; 4-Zanetti, 2-Cordoba, 13-Cannavaro, 77-Coco (26-Pasquale 46'); 7-Conceicao (23-Materazzi 64'), 14-Di Biagio, 25-Almeyda (10-Morfeo 57'), 5-Emre; 32-Vieri, 3-Kallon
Cadangan: 12-Fontana, 21-Beati, 22-Okan, 30-Martins
Pelatih: Cuper (Arg)
Stadion: Renato Curi (22.000)
Gol: Ze Maria 8', Vryzas 33', 64' Fusani 55'/Vieri 79’
Wasit: Bertini
Kartu Kuning: Kalac, Sogliano, Grosso, Blasi, Caracciolo (P)/Cordoba (I)
Kartu Merah: Di Biagio 71' (I)