INDOSPORT.COM - Rafael Benitez termasuk salah satu pelatih top asal Spanyol. Dia barangkali sempat gagal kala menukangi Real Madrid 2015-2016, tapi sejatinya bergelimang prestasi di klub-klub terdahulu, mulai dari Valencia, Liverpool, Inter Milan, Chelsea, dan Napoli.
Di antara deretan klub barusan, Liverpool paling berkesan bagi Benitez. Maklum, ia bermukim selama enam tahun (2004-2010) serta berandil besar mendatangkan empat trofi, mulai dari Piala FA, Community Shield, Liga Champions, sampai Piala Super Eropa.
Salah satu momen bersejarah Benitez di Liverpool terjadi pada edisi 2006-2007, tepatnya dalam pertandingan pekan ke-24 menghadapi Chelsea. Malam itu bertepatan dengan partai ke-100 dirinya di Liga Inggris, 20 Januari 2007.
Pencapaian Rafa Benitez kian terasa istimewa karena Liverpool berhasil menekuk Chelsea dua gol tanpa balas. Sepasang gol tercipta pada awal babak pertama melalui aksi Dirk Kuyt (4') dan sepakan jarak jauh nan spektakuler Jermaine Pennant (18').
Benitez sengaja menginstruksikan Liverpool untuk menekan sejak sepak mula karena ia mengetahui betul situasi Chelsea yang saat itu tengah dilanda krisis pemain belakang sampai-sampai harus memaksa Michael Essien menempati pos bek sentral bersama Geremi N'Djitap.
Liverpool kian di atas angin setelah Chelsea kehilangan Arjen Robben yang mengalami cedera pergelangan kaki dan mesti ditarik keluar dan digantikan oleh Shaun Wright-Phillips. Berbagai bentuk ancaman dari kubu lawan sanggup dihalau hingga bubaran.
“Saya sungguh puas menyaksikan permainan tim. Terlihat sekali bahwa kami begitu percaya diri dan layak memetik kemenangan," ujar Rafa Benitez selepas laga.
Sementara itu, Dirk Kuyt selaku salah satu pahlawan kemenangan tim merasa permainan Liverpool sangat brilian malam itu. Mereka mampu membuat Chelsea arahan Jose Mourinho tidak berkutik.
"Kami bekerja keras satu sama lain sebagai tim. Itulah perbedaan paling besar antara kami dengan Chelsea," cetus Dirk Kuyt seperti dilansir The Guardian.
Rafael Benitez led Liverpool FC for the 100th time on this day in 2007. The Reds celebrated it in style. Kuyt and Pennant scored their goals in the first 20 minutes and #LFC beat Chelsea 2-0. pic.twitter.com/x4wnrEeMFV
— LFChistory.net (@LFChistory) January 20, 2019
Di sisi lain, Jose Mourinho menerima kekalahan Chelsea dengan lapang dada. Dia bahkan melontarkan pujian kepada Liverpool dan taktik Rafa Benitez.
"Sudah jelas kami membuat kesalahan besar di lini belakang. Liverpool memainkan bola panjang bagi Peter Crouch dan Dirk Kuyt diinstruksikan untuk menahan bola. Benitez tidak bodoh dan saya bukan pesulap," tukas Mourinho.
Sekadar mengingatkan, total Rafa Benitez memimpin Liverpool dalam 350 pertandingan di semua ajang. Dia mengemas 194 kemenangan, 77 seri, dan 79 kali kalah dengan rasio kemenangan mencapai 55,4 persen.
Ada pun prestasi tertinggi Rafael Benitez bareng Liverpool di kancah Liga Inggris adalah runner-up edisi 2008-2009. Mereka gagal menyalip Manchester United meski sukses memenangi dua pertemuan, baik kandang maupun tandang, atas sang rival abadi pada musim itu.
Susunan Pemain:
Liverpool (4-1-3-2): 25-Reina; 3-Finnan, 23-Carragher, 5-Agger, 6-Riise; 14-Xabi Alonso, 8-Gerrard, 12-Aurelio, 16-Pennant; 18-Kuyt, (11-M. Gonzalez 90’), 15-Crouch (17-Bellamy 85')
Cadangan: 1-Dudek, 4-Hyypia, 9-Fowler
Pelatih: Benitez (Spa)
Chelsea (4-3-3): 1-Cech; 20-P. Ferreira, 5-Essien, 24-N'Djitap, 3-Cole; 8-Lampard, 13-Ballack, 12-Obi Mikel (7-Shevchenko 73'), 21-Kalou, 11-Drogba, 16-Robben (24-Wright-Phillips 21')
Cadangan: 40-Hilario, 19-Diarra, 33-Nuno Morais
Pelatih: Mourinho (Por)
Stadion: Anfield (44.245)
Gol: Kuyt 4', Pennant 18'
Wasit: Styles
Kartu Kuning: P. Ferreira (C)
Kartu Merah: -