INDOSPORT.COM - Banyaknya cobaan berat yang menimpa Real Madrid di era kepelatihan kedua Zinedine Zidane seringkali membuat orang lupa betapa dominannya mereka di masa lalu.
Raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid, mendapatkan hasil sangat mengecewakan kala disingkirkan oleh tim divisi tiga Liga Spanyol, Alcoyano, dengan skor 1-2. Kekalahan memalukan itu sekaligus membuat langkah mereka terhenti di Copa del Rey.
Real Madrid di bawah Zinedine Zidane musim ini tampil inkonsisten. Meski duduk di posisi kedua klasemen sementara, Real Madrid jauh dari kata dominan.
Mereka telah menelan 3 kekalahan dan 4 hasil imbang dari 18 laga. Bagi Real Madrid, pencapaian ini belum ideal. Akibatnya, mereka berpotensi tertinggal 10 poin dari pemuncak klasemen, Atletico Madrid.
Hasil kurang meyakinkan juga didapatkan di kompetisi Liga Champions Eropa. Karim Benzema dkk bahkan hampir tidak lolos dari fase grup.
Ironisnya, Real Madrid kerap terjegal oleh tim-tim semenjana, termasuk kekalahan di Copa del Rey. Musim ini Real Madrid sudah takluk empat kali dari klub yang di atas kertas kualitasnya jauh di bawah mereka. Jumlah itu belum termasuk sejumlah hasil imbang saat melawan tim gure.
Membanggakan Sekaligus Memalukan
Real Madrid di bawah asuhan Zinedine Zidane mencapai masa keemasannya. Pada era pertama kepelatihan Zidane, Real Madrid di bawa ke puncak dunia.
El Real sukses memenangi tiga gelar Liga Champions Eropa secara beruntun. Sepanjang sejarah, cuma mereka yang bisa melakukan hal tersebut.
Zidane juga sukses mematahkan dominasi Barcelona dengan memenangkan gelar LaLiga Spanyol. Real Madrid di era pertama kepelatihan Zidane menjadi tim paling kuat di Eropa. Sebanyak 149 laga dilakoni, Real Madrid cuma kalah 16 kali.
Namun, pencapaian itu berubah cukup drastis di era kedua kepelatihannya sejak Maret 2019. Dari 88 laga, Real Madrid telah menelan 17 kekalahan. Presentasi kemenangan Zidane menurun dari 69.80 persen menjadi 57.95 persen.
Yang menyedihkan, banyak kekalahan itu diperoleh dari tim-tim gurem. Setidaknya, untuk musim ini saja sudah ada empat kekalahan memalukan yang mereka terima.
Pertama pada pekan kelima ketiak mereka dipermalukan di kandang oleh tim promosi Cadiz CF. El Real dikalahkan dengan skor 1-0.
Kemudian, pada pekan ke-11, Real Madrid kembali tumbang dari tim Alaves yang notabene lebih sering berkutat di papan bawah dan tengah. Kekalahan ini lagi-lagi terjadi di kandang.
Di waktu relatif berdekatan, Real Madrid juga tumbang dari Shakhtar Donetsk di Liga Champions Eropa. Ironisnya, Dontesk hanyalah unggulan keempat di grup tempat Real Madrid bernaung. Beruntung, hasil jeblok yang diraih Inter dan Donetsk pada matchday terakhir membantu Madrid melenggang ke fase knock-out.
Tak cukup sampai di situ, teranyar mereka tumbang dari tim kasta ketiga, Alcoyano. Bisa dibilang ini adalah kekalahan paling memalukan.
Sebab, Madrid disingkirkan oleh tim dengan kasta di bawah mereka, dan Madrid main dengan mayoritas tim utama mereka. Di laga itu bercokol nama-nama seperti Isco, Casemiro, Valverde, Marcelo, V. Junior, Eden Hazard, Toni Kross, sampai Karim Benzema.
Selain kekalahan-kekalahan di atas, Real Madrid juga kerap ditahan imbang oleh tim gurem, di antaranya adalah oleh Elche dan Osasuna.
Terbeban Rekam Jejak
Kekalahan yang diterima Real Madrid dari tim-tim semenjana musim ini sebetulnya bisa saja terjadi. Namun, hal itu hampir tak dibayangkan oleh para pencinta sepak bola mengingat Madrid memiliki reputasi yang sangat mentereng.
Bisa dibilang, El Real kini mulai terbebani oleh rekam jejak mereka sendiri. Di tangan pelatih yang sama, Madrid tampil mengecewakan, jauh dari kata dominan seperti era kepemimpinan Zidane yang pertama.
Meski begitu, jika menilik persiapan tim serta komposisi yang ada, sebetulnya Real Madrid memang cukup rentan. El Real tercatat jadi satu-satunya raksasa Eropa yang tidak belanja satu pun pemain di bursa transfer musim panas lalu.
Ternyata keputusan itu harus dibayar mahal dengan tersingkirnya mereka di babak 16 besar Copa del Rey dan tertinggal jauh dari Atletico di klasemen LaLiga.
Selain itu, di masa kepemimpinan keduanya, Zinedine Zidane belum move on betul dari kepergian Cristiano Ronaldo. Terlihat jelas bahwa Real Madrid masih ketergantungan terhadap pemilik lima gelar Ballon d'Or tersebut.