INDOSPORT.COM - Kuat, keras kepala dan ulet adalah faktor kunci yang membantu Manchester United menjadi salah satu klub terkuat di Liga Inggris musim 2020/2021.
Manchester United berhasil mengalahkan Fulham 2-1 dalam lanjutan Liga Inggris lewat gol Edinson Cavani dan Paul Pogba, Kamis (21/01/21) dini hari WIB. Hasil ini skuat asuhan Ole Gunnar Solskjaer kembali ke puncak klasemen menggeser Manchester City.
Tiga poin yang didapat di Craven Cottage, juga membuat Setan Merah memperpanjang rekor tak terkalahkan dalam 17 pertandingan, menyamai era Sir Alex Ferguson (Desemvber 1998-September 1999).
Terakhir kali, Manchester United kalah di kandang lawan terjadi pada Januari 2020 di Anfield. Kala itu, Paul Pogba dan kawan-kawan menyerah 0-2 dari Liverpool.
Dalam laga melawan Fulham, Manchester United sempat tertinggal oleh Ademola Lookman pada menit ke-5. Meski begitu, Man United sudah mulai terbiasa jika klub lawan memimpin terlebih dahulu.
Menurut ESPN, Manchester United memenangkan 6 dari 7 pertandingan Liga Inggris musim ini jika tertinggal lebih dulu. Bahkan Setan Merah bermain lebih baik saat berada dalam situasi sulit. Karena saat itulah potensi terbaik dari masing-masing pemain mulai muncul.
Pogba membuktikan dirinya belum habis. Gelandang Timnas Prancis ini masih memainkan penampilan memukau seperti yang diharapkan tim.
106 kali menyentuh bola, 73 operan berhasil (86%), di mana 56 operan di area lawan, 3 kali merebut kembali bola dan 2 kali menang saat duel adalah statistik yang mengesankan bagi Pogba. Dalam pertandingan ini, mantan bintang Juventus itu bermain sangat dalam di lini tengah dan harus lebih banyak berpartisipasi di sektor pertahanan.
Namun, Pogba sukses menyelesaikan pekerjaannya sangat baik dengan 4 tekel sukses dan 3 intersepsi, menurut data WhoScored. Performa oke dari Pogba menjadi pembeda yang membantu Manchester United mengalahkan Fulham. Fakta bahwa pemain 27 tahun terus bersinar agak meringankan beban Bruno Fernandes.
Pun dengan Edinson Cavani yang seakan memberikan pesan bahwa dia adalah striker nomor satu di Manchester United. Striker Uruguay itu terus bergerak mencari ruang kosong untuk membuat peluang berbahaya di depan gawang Fulham.
Gol Cavani ke gawang Fulham menimbulkan perasaan dilematis bagi pelatih Manchester United, Ole Gunner Solskjaer. Mantan penyerang Paris Saint-Germain (PSG) itu terlalu bagus untuk dijadikan cadangan dan dia pantas menjadi starter di setiap pertandingan. Namun, membiarkan striker 33 tahun reguler akan terlalu beresiko mengingat usianya tidak muda lagi.
Kualitas 'DNA' seorang pemenang terlihat ada pada diri Cavani dan Pogba. Ketika pergerakan Bruno Fernandes dan Anthony Martial dimatikan, Cavani dan Pogba turun tangan untuk membantu pekerjaan rekan satu tim mereka. Hal ini membuat Manchester United menjadi tim yang kuat.
Manchester United benar-benar bertransformasi di tahun ketiga dipimpin pelatih Solskjaer. Filosofi yang dibangun pelatih asal Norwegia mungkin masih memiliki banyak kekurangan, terutama di lini pertahanan.
Namun Manchester United memiliki semangat juang dan kepercayaan diri untuk menang. Setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson, klub yang bermarkas di Old Trafford secara bertahap memulihkan kewibawaannya.