INDOSPORT.COM - Para suporter Chelsea tentu tidak akan melupakan sosok Winston Bogarde, bek yang pernah membela The Blues selama periode 2000-2004.
Pasalnya, ia dikenal sebagai pemain ‘bermuka tembok’ yang bahkan secara blak-blakan mengakui dirinya makan gaji buta selama berseragam The Blues.
Winston Bogarde pertama datang ke Chelsea dengan status bebas transfer dari Barcelona pada tahun 2000. Saat itu, ia sudah punya nama besar di kancah sepak bola dunia, termasuk bermain untuk klub-klub seperti AC Milan dan Ajax.
Merapat ke Chelsea saat usia sudah menginjak 29 tahun sebenarnya bukan hal yang buruk. Akan tetapi, situasi sedikit berubah setelah pelatih yang mendatangkannya, Gianluca Vialli, dipecat satu pekan setelah Bogarde datang.
Pengganti Vialli yakni Claudio Ranieri ternyata tidak menaruh hati pada Bogarde sehingga tidak memberinya banyak kesempatan bermain. Padahal pada waktu itu, sang pemain sudah menginjak usia kepala tiga dan ingin mengakhiri kariernya dengan catatan apik.
Seperti pernah diwartakan laman The Guardian, situasi Bogarde saat itu bisa dibilang kurang baik lantaran klub sedang mengalami krisis finansial sebelum era Roman Abramovich. Menurut pengakuannya, Chelsea berusaha menjual atau mengirimnya sebagai pemain pinjaman, tapi tidak berhasil.
Bogarde bisa saja pergi ke klub lain dengan status pinjaman, namun Chelsea pada kenyataannya menerapkan pembayaran gaji sebesar seratus persen bagi klub mana saja yang menggunakan jasa sang pemain.
Ada tawaran yang meminta Chelsea membayar 30 persen gaji Bogarde namun langsung ditolak oleh manajemen. Klub peminat harus membayar seratus persen atau pemain asal Rotterdam tersebut tidak akan pergi ke mana-mana.
Pihak Chelsea sendiri memang terpaksa membayar gaji Bogarde, bahkan ketika pemainnya itu tidak berkontribusi banyak untuk tim.
Pada awal era 2000-an, Chelsea bukanlah klub besar yang kaya raya. Manajemen tentu merasa frustrasi jika harus membayar gaji Bogarde terus-terusan, sehingga ia dilempar ke tim cadangan dan tim yang berisi para junior.
Akan tetapi, hal tersebut ternyata tidak membuat seorang Winston Bogarde gerah. Ia lebih memilih bermain di tim cadangan dan bersama para pemain akademi ketimbang dijual atau jadi pengangguran tanpa klub.
Alhasil, gaji yang terhitung lumayan pada masa itu yakni 40.000 pound (sekitar Rp747 juta) per pekan, masih harus dibayarkan Chelsea kepada pemainnya tersebut. Padahal, Bogarde hanya bermain sedikit sekali bersama The Blues.
Selama membela Chelsea, Bogarde tercatat hanya tampil 12 kali selama empat tahun, dengan rincian 11 pertandingan saat musim perdananya dan satu pertandingan saat musim ketiganya.
Saat musim ketiga itu pula Bogarde melakoni pertandingan terakhirnya, yakni melawan Gillingham di ajang Piala Liga Inggris. Selebihnya, musim kedua dan keempatnya diisi tanpa satu pun pertandingan.
Winston Bogarde sebanarnya sadar betul dengan apa yang ia alami, termasuk terus-terusan makan gaji buta di Chelsea, tapi ia mengaku tidak ingin ambil pusing.
“Dunia ini semuanya tentang uang, jadi jika Anda ditawari ya Anda terima. Hanya ada beberapa orang yang berpenghasilan tinggi dan saya beruntung jadi salah satu di antaranya,” karta Bogarde, seperti dikutip dari laman Ajax Daily.
“Saya mungkin salah satu pembelian terburuk di Liga Inggris tapi saya tidak peduli,” tegasnya lagi.
Meskipun begitu, Bogarde membantah kalau dirinya tetap tinggal di Chelsea karena ia seorang mata duitan. Ia mengaku hanya menyelesaikan masa bakti sesuai kontrak, dan di samping itu ia juga tidak pernah mangkir latihan atau bersikap malas-malasan.