INDOSPORT.COM - Budi Kurnia, pelatih fisik Mitra Kukar di Liga 2 2020 harus ikhlas menerima kenyataan diputus kontraknya oleh Naga Mekes karena ketidakjelasan kompetisi.
Sejatinya pria asal Garut ini diproyeksikan menjadi pelatih fisik Mitra Kukar selama dua tahun lamanya. Ia pun terakhir kali mendapat hak dari klubnya pada Bulan Desember lalu.
"Intinya begini, Mitra Kukar kemarin itu gaji terakhir Desember. Kami diputus kontrak, pemain, pelatih semuanya diputus kontrak. Artinya dengan kondisi itu terakhir dapat gaji Desember," ujar Budi Kurnia, Jumat (28/01/21).
"Nah, Januari ini sudah tidak ada gaji. Padahal dalam kontrak awal itu dua tahun dengan Mitra Kukar. Karena liganya tidak ada makanya diputus kontrak," ucapnya.
Mantan pelatih fisik PSIS Semarang pada Liga 1 2018 dan Liga 1 2019 ini juga sebetulnya memahami situasi yang ada di Mitra Kukar karena memang kompetisi tengah vakum.
Dengan kondisi seperti itu, Budi Kurnia mau tidak mau harus memutar otak supaya dapat penghasilan walaupun tidak menggantungkan hidup di dunia bola.
Apalagi Budi Kurnia juga menjadi tulang punggung keluarganya sehingga harus tetap mencari nafkah yang halal dan barokah.
Karena ia memilki mobil pribadi di Garut yang notabene kampung halamannya, Budi Kurnia akhirnya memilih menyewakan mobil pribadinya. Bahkan ia juga rela untuk menjadi supir untuk jika yang menyewa membutuhkan.
"Kami, pelatih, pemain legowo saja orang liganya tidak ada. Cuma imbasnya pemasukan tidak ada. Putar otak bagaimana kek biar bisa jajan, bisa makan. Punya mobil, yawislah saya rentalkan. Ini sudah satu minggu," lanjut Budi Kurnia.
Usahanya pun ternyata menuai hasil, Budi Kurnia mengungkapkan bahwa semenjak disewakan sudah banyak yang order dan menyewa mobil pribadinya tersebut.
"Alhamdulillah orderan lancar dan ramai," ungkap Budi Kurnia.
Untuk tarif, Budi Kurnia mematok harga Rp300.000 tanpa sopir dan Rp500.000 dengan sopir per 24 jamnya. Menurutnya itu termasuk harga promo dan Budi Kurnia juga belum berani melepas kuncinya kepada orang yang belum ia kenal.
"500 ribu rupiah kalau dengan supir. Kalau cuma mobil saja 300 ribu rupiah. Saya kasih murah karena masih awal, masih promo. Itu per 24 jam," pungkasnya.
Bagi Budi Kurnia, jika diajak berbicara soal kerugian ketika kompetisi dihentikan, ini bukan kali pertama. Di tahun 2015 lalu ia juga merasakan betapa pahitnya kompetisi berhenti dan ketika itu motor kesayangannya terpaksa digadaikan untuk mencari tambahan biaya hidup.
Ketika itu, Budi Kurnia juga terikat kontrak dengan klub tetangga Mitra Kukar yang Persiba Balikpapan. Posisinya pun sama menjadi pelatih fisik Laskar Beruang Madu.
"Ceritanya tahun 2015 saya memperkuat Persiba Balikpapan, Liga disetop, tidak ada pemasukan saya akhirnya dulu 2015 saya gadaikan motor," cerita Budi dengan nada haru.
"Sekarang tidak digadai, alhamdulillah punya mobil bisa dimanfaatkan, dipakai untuk rental. Tidak cuma mobilnya sih, saya juga jadi supirnya. Tapi belum berani lepas kunci. Kalau yang sudah kenal mungkin saya tidak masalah," pungkasnya.