INDOSPORT.COM - Douglas Costa vs Florian Thauvin, mana gelandang sayap Eropa yang paling pas untuk memperkuat AC Milan di bursa transfer musim dingin 2021?
Kabar mengejutkan datang dari bursa transfer Liga Italia. Raksasa Serie A, AC Milan, kabarnya ingin mendaratkan penyerang sayap Bayern Munchen di pengujung jendela transfer musim dingin.
Melansir dari Tuttosport, AC Milan kabarnya tengah serius mempertimbangkan untuk mendatangkan penyerang sayap Juventus, Douglas Costa. Hal ini diambil lantaran klub peminjam Costa, Bayern Munchen, tak berniat mempermanenkan status Douglas Costa.
AC Milan merasa mantan winger Shakhtar Donetsk itu bisa menjadi solusi sayap kanan Rossoneri. Meski begitu, Douglas Costa bukanlah pilihan satu-satunya di bursa transfer.
Musim dingin ini AC Milan juga berminat mendatangkan penyerang sayap Olimpique de Marseille, Florian Thauvin. Salah satu penyerang sayap terbaik Prancis itu belum juga membahas kontrak baru dengan klubnya.
Kedatangan Douglas Costa atau pun Florian Thauvin dipastikan akan sangat berguna untuk AC Milan. Keduanya diplot untuk mengisi pos penyerang sayap Milan yang saat ini masih belum maksimal.
Namun, baik Costa maupun Thauvin memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri untuk Milan. Di antara kedua pemain itu, mana yang kira-kira lebih gacor bagi AC Milan?
Florian Thauvin vs Douglas Costa
Douglas Costa bergabung dengan Juventus pada 2017 lalu dari klub Bayern Munchen. Munchen sendiri membeli Costa dari klub Ukraina, Shakhtar Donetsk.
Di Juventus, karier Costa cukup mengkilap, terutama pada musim pertama ia bergabung. Di musim pertamanya berseragam Bianconeri, ia jadi andalan sisi sayap dengan catatan 47 penampilan serta 6 gol dan 13 assist.
Karier Douglas Costa mulai mandek di musim 2018/19 ketika dirinya dibekap berbagai cedera, mulai dari engkel, hamstring, sampai cedera betis. Ia pun total hanya mencatatkan 25 laga di semua kompetisi dan sudah mengakhiri musim sejak pekan ke-22.
Douglas Costa belum benar-benar bangkit pada musim 2019-2020. Cedera masih menghantuinya sehingga ia total hanya mencatatkan 29 laga di semua kompetisi dengan mayoritas sebagai pemain pengganti.
Praktis, saat Pirlo datang ke Turin, Douglas Costa pun masuk daftar pemain yang akan dilepas oleh klub. Costa sepakat kembali ke klub lamanya, Bayern Munchen, sebagai pemain pinjaman dengan opsi pembelian permanen.
Namun apa daya, di Allianz Stadium musim ini, dirinya juga lebih sering duduk sebagai pemain cadangan. Costa cuma mencatatkan 19 laga dengan kontribusi 1 gol dan 3 assist. Di Bundesliga, ia hanya dimainkan sebanyak 9 kali dan tak ada satu pun yang full 90 menit.
Douglas Costa kalah saing dari pemain-pemain yang lebih muda darinya seperti Serge Gnabry dan Leroy Sane. Meski begitu, bukan berarti kemampuannya telah habis.
Douglas Costa saat ini masih tercatat sebagai pemain sayap yang patut diperhitungkan di Eropa. Ia juga masih masuk ke dalam skuad utama Timnas Brasil. Di Brasil Costa sudah mengoleksi 31 caps internasional.
Sebagai seorang penyerang sayap, Costa tergolong pemain yang versatile alias serba bisa. Ia bisa diturunkan baik sebagai sayap kanan maupun sayap kiri. Bahkan, ia juga bisa ditarik lebih mundur ke belakang sebagai gelandang kiri/kanan.
Hal ini tentu bisa menguntungkan AC Milan yang begitu menitikberatkan serangan dari sisi sayap dalam formasi 4-2-3-1. Untuk saat ini, Douglas Costa bisa menjadi pilihan masuk akal untuk mengatasi masalah di sayap kanan Milan.
Diego Costa memiliki kelebihan dalam hal mendribel bola serta memberikan umpan-umpan kunci. Maka tak heran jika di masa jayanya, ia adalah salah satu raja assist Eropa.
Total, 97 assist sudah dicetaknya untuk empat klub yang berbeda. Selain itu, Costa juga memiliki kelebihan dalam melakukan tembakan jarak jauh.
Tak jarang, tembakannya itu menghasilkan gol untuk klubnya. Omong-omong soal gol, sepanjang kariernya Douglas Costa telah mencetak 65 gol yang dibuatnya bersama empat klub.
Sementara itu, nasib lebih baik dimiliki oleh Florian Thauvin. Seperti diketahui, nama Florian Thauvin sudah menggebrak Eropa di masa mudanya ketika tampil impresif bersama Marseille di usia 20 tahunan.
Sebagai pemain sayap, ia memiliki kecepatan dan insting mencetak gol tinggi. Penampilan gemilangnya mulai tercium pada musim 2016-2017. Ketika itu ia sanggup mencetak 15 gol dan 13 assist untuk Olympique de Marseille.
Penampilan hebat ini berlanjut pada musim 2017/18 di mana ia sanggup mencetak 26 gol dan 17 assist dari 54 laga di seluruh kompetisi. Sebuah capaian luar biasa bagi Thauvin yang main sebagai penyerang sayap.
Thauvian kembali bermain apik pada musim 2018/19 di sayap kanan Marseille. Ia total membuat 18 gol dan 9 assist dari 37 laga.
Sayang, pada musim 2019/20 ia melewatkan sepanjang musim akibat cedera arthroscopie (sendi). Namun, di musim 2020-2021 ini Florian Thauvin telah comeback.
Melihat profil Thauvin, AC Milan pun patut bergirang hati, sebab ia adalah sosok pemain yang cocok dengan kebutuhan AC Milan, yakni penyerang sayap yang bisa memberikan assist dan mencetak gol.
Inilah kelebihan yang dimiliki Florian Thauvin ketimbang Douglas Costa. Saat ini skuad asuhan Stefano Pioli mantap menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan mengandalkan kekuatan lini sayap. Jika jadi bergabung, maka Thauvin bakal menempati posisi sayap kanan yang biasa diisi oleh Saelemaekers atau Castillejo.
Kecepatan dan determinasinya dalam berpenetrasi sangat dibutuhkan AC Milan. Milan juga bakal terbantu banyak dengan umpan-umpan kunci darinya.
Belum lagi, pemain 27 tahun itu juga memiliki insting mencetak gol yang tajam. Musim 20917/18 menjadi bukti betapa tajamnya Thauvin ketika ia sanggup mencetak 26 gol di semua kompetisi.
Jika bicara kebutuhan tim, sebetulnya Florian Thauvin masih lebih sempurna untuk AC Milan. Sebagai klub yang mengandalkan serangan dari sisi sayap, Milan tentu membutuhkan winger yang jago dalam memberikan assist dan juga mencetak gol.
Dua kemampuan itu lebih ada pada diri Florian Thauvin ketimbang Douglas Costa. Dengan usia yang juga masih lebih muda, Thauvin semestinya jadi pilihan lebih efisien untuk AC Milan di bursa transfer musim dingin 2021.