In-depth

Tepatkah Keputusan AC Milan Singkirkan Jens Petter Hauge dari Liga Europa?

Rabu, 3 Februari 2021 15:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Twitter @acmilan
Pemain AC Milan, Jens Petter Hauge, menendang bola saat menghadapi Celtic di ajang Liga Europa 2020-2021, Jumat (04/12/20). Copyright: © Twitter @acmilan
Pemain AC Milan, Jens Petter Hauge, menendang bola saat menghadapi Celtic di ajang Liga Europa 2020-2021, Jumat (04/12/20).
Apakah Pengasingan Hauge dari Liga Europa Tepat?

Jens Petter Hauge didatangkan AC Milan dari ajang Liga Europa, tepatnya pasca Rossoneri menghadapi Bodo/Glimt di babak kualifikasi.

Hauge tampil cemerlang di laga itu lewat satu gol dan satu assistnya. Penampilan tersebut membuat AC Milan berani mengeluarkan mahar yang ditaksir mencapai 5 juta euro.

Keyakinan AC Milan pada Hauge pun berbuah manis hingga pertengahan musim. Di kancah Serie A, ia memang baru melesakkan satu gol. Tapi di kancah Liga Europa, ia menyumbang tiga gol dan satu assist hanya dari lima penampilan saja.

Tentu sebuah keanehan jika tiba-tiba Stefano Pioli dan AC Milan memutuskan tak membawa Hauge di babak 32 besar Liga Europa. Toh, di kompetisi ini terbilang moncer.

Namun, tentunya Pioli dan AC Milan punya beberapa alasan khusus sehingga Hauge sedikit dipaksa untuk ikhlas tak masuk dalam skuat Rossoneri di ajang Liga Europa.

Alasan pertama tentu kebutuhan tim. Mungkin saja Pioli merasa lebih baik memasukkan ketiga pemain anyarnya ketimbang Hauge untuk skuat di ajang Liga Europa.

Dimasukkannya nama Fikayo Tomori dimungkinkan untuk mengatasi absennya lini belakang yang memang menjadi sorotan utama AC Milan. Selain itu, para bek tengah Rossoneri juga akrab dengan cedera.

Lalu Soualiho Meite untuk menambah opsi di lini tengah yang memang terlalu bergantung pada sosok Franck Kessie, Ismail Bennacer dan Sandro Tonali.

Kemudian Mario Mandzukic yang memang dimaksudkan untuk menambah pengalaman di tubuh skuat mengingat sepak terjangnya di kompetisi Eropa selam berkarier.

Apalagi ketiga pemain anyar ini datang dengan kontrak enam bulan (baik pinjaman ataupun perekrutan). Pastinya Pioli dan AC Milan akan memanfaatkan ketiganya sebelum kontrak ketiganya habis di akhir musim.

Alasan kedua bisa saja adalah keinginan Pioli menjaga kebugaran skuatnya. Seperti diketahui, AC Milan tak hanya berjuang di Liga Europa. Rossoneri juga dalam posisi apik di kancah Serie A dan berpeluang meraih Scudetto.

Mungkin saja terpinggirkannya Hauge adalah keputusan Pioli agar sang pemain bisa difokuskan di kancah Serie A agar skuat AC Milan tetap kompetitif di kancah domestik.

Namun, jika dua alasan tersebut menjadi dalang utama pengasingan Hauge dari Liga Europa, kenapa AC Milan dan Pioli tak menyingkirkan Samuel Castillejo yang selama ini dianggap ‘tidak berguna?

Tak banyak yang tahu alasan di balik masuknya Castillejo dan tersingkirnya Hauge. Mungkin jam terbang menjadi alasannya, atau mungkin Pioli tak mau memberi beban ke Hauge mengingat usianya yang masih muda.

Terlepas dari sejumlah dugaan tersebut, keputusan AC Milan mengenyampingkan Hauge adalah tindakan yang tak tepat. Pasalnya, Liga Europa bisa menjadi ajang yang tepat baginya mengembangkan potensi yang ia miliki.

Namun, nasi telah menjadi bubur. Jens Petter Hauge kini hanya bisa menunjukkan talentanya di kancah Serie A musim ini. Tinggal bagaimana AC Milan dan Stefano Pioli memberinya kepercayaan demi berkembangnya potensi besar yang ia miliki.