In-depth

Kutukan 'Pelatih Musim Dingin' yang Hantui Karier Thomas Tuchel di Chelsea

Kamis, 4 Februari 2021 16:38 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Bergabung sebagai pelatih klub Liga Inggris, Chelsea di bulan Januari, pelatih asal Jerman, Thomas Tuchel, dihantui kutukan 'pelatih musim dingin'. 

Klub raksasa Liga Inggris, Chelsea, akhirnya resmi menunjuk Thomas Tuchel sebagai pelatih anyar menggantikan Frank Lampard. Penunjukkan Tuchel secara resmi diumumkan pada Rabu (27/01/21) dini hari WIB. 

Bersama The Blues, Tuchel telah melakoni dua laga Premier League. Hasilnya terbilang cukup lumayan. 

Di laga pertama, Chelsea meraih hasil imbang 0-0 atas Wolverhampton. Di laga itu The Blues bermain bagus dengan menciptakan banyak peluang. Sayangnya, tak ada satu pun yang bisa dikonversi menjadi gol. 

Barulah di partai kedua, Chelsea dan Tuchel mengamuk. Mereka menekuk Burnley 2-0 dengan permainan yang juga sangat dominan. Tentu ini jadi pertanda positif bagi Chelsea yang di bawah Lampard sebelumnya kerap kehilangan arah. 

Meski begitu, bukan berarti Thomas Tuchel bisa tenang-tenang saja. Faktanya, ada suatu kutukan yang kerap menghantui sebagian pelatih Chelsea yang memiliki kesamaan nasib dengan Tuchel. 

Ya, semenjak ditangani Roman Abramovich, Chelsea telah melakukan pergantian pelatih sebanyak lima kali di jeda transfer musim dingin. Semua pelatih yang didatangkan di jeda musim dingin adalah berasal dari luar Inggris. 

Mereka adalah Avram Grant (Israel), Guus Hiddink (Belanda, 2 kali menjabat), Roberto di Matteo (Italia), dan Rafael Benitez (Spanyol). Yang jadi persoalan, tak ada satu pun dari mereka yang diberi kesempatan menjabat lebih dari satu musim. 

Hal ini menjadi sebuah peringatan bagi Thomas Tuchel karena dirinya juga adalah pelatih yang didatangkan oleh Abramovich di musim dingin. 

Tak cukup sampai di situ, Thomas Tuchel juga dihantui catatan kurang mengenakan lainnya. Semenjak klub didirikan pada 10 Maret 1905, tak ada satu pun pelatih Chelsea yang berasal dari Jerman. 

The Blues lebih sering menggunakan jasa-jasa pelatih asal Inggris, Italia, atau pun negara lain seperti Belanda, Brasil. Itu artinya, tak ada pelatih Jerman yang bisa dijadikan referensi bagi Tuchel. 

Meski begitu, bukan berarti hal itu jadi buruk sepenuhnya. Jika Thomas Tuchel bisa membuktikan dirinya sukses di Chelsea, maka ia bakal bisa mencatatkan dua rekor sekaligus. 

Kontrak Tuchel sendiri akan habis pada musim panas 2022. Jika minimal ia bisa menukangi The Blues sampai kontraknya habis, maka Tuchel bakal menjadi pelatih pertama di jeda musim dingin yang sanggup bertahan selama lebih dari semusim.  

Tak cuma itu, Tuchel juga bisa menjadi pelatih asal Jerman pertama yang mengukir sukses di Chelsea. Seperti diketahui, Abramovich adalah pemilik klub yang tak sabaran soal prestasi klub. 

Jika bertahan selama dua musim maka Thomas Tuchel hampir dipastikan sanggup mempersembahkan trofi bagi Chelsea. Bicara soal prestasi, sepertinya tanda-tanda itu sudah mulai terlihat di dua laga awal The Blues. 

Di laga melawan Wolves, Chelsea memang bermain imbang tanpa gol. Namun, permainan The Blues begitu dominan dan membuat tim tamu kesulitan melepaskan tembakan ke gawang.

Catatan positif tersebut pun berlanjut di laga kedua Tuchel bersama Chelsea yakni saat menghadapi Burnley di laga lanjutan Liga Inggris 2020/21 pada Minggu (31/01/21).

Tak seperti laga sebelumnya, kini Tuchel berhasil meraih tiga poin perdananya di tanah Inggris berkat kemenangan 2-0 atas Burnley.

Uniknya, dua gol Chelsea tersebut dibuat oleh dua bek sayapnya, yakni Cesar Azpilicueta dan Marcos Alonso. Proses kedua gol ini pun sama di mana kedua bek kawakan ini melakukan Overlap ke area pertahanan lawan sebelum mencetak gol.

Tentunya dua gol dari dua bek kawakan tersebut menjadi bukti Tuchel secara perlahan telah menerapkan idenya . Hal tersebut pun terlihat dari gaya permainan Chelsea yang dominan dengan penguasaan bola, passing dan peluang yang dibuat.

Berbicara soal penerapan ide, Thomas Tuchel memainkan formasi 3-4-2-1 atau 3-4-3 dalam dua laga perdananya di Liga Inggris tersebut. Siapa sangka, ide dan formasi yang ia terapkan membuat beberapa pemain melambung karenanya.