INDOSPORT.COM - Klub baru yang tengah menjajaki peluang mentas di Liga 3, RB Depok FC, lagi-lagi diterpa kabar miring. Ambisi menancapkan eksistensi di jagat sepak bola Indonesia semakin mengarah kepada omong kosong belaka sekaligus mempertegas sematan label "Klub Gaib".
Sekadar mengingatkan, RB Depok sempat menuai kontroversi setahun silam. Mereka diketahui mencatut nama dan logo salah satu perusahaan minuman berenergi ternama di dunia, Red Bull, tanpa izin untuk dijadikan nama klub sepak bola seperti RB Leipzig, Red Bull Salzburg, serta New York Red Bull.
Tindakan sembrono ini lantas berujung teguran dari empunya nama. Pihak Red Bull melancarkan somasi dan menuntut mereka untuk mengganti nama plus mengubah logo yang dinilai sangat menyerupai tiga klub resmi mereka di dunia sepak bola, yakni RB Leipzig, Red Bull Salzburg, serta New York Red Bull.
Setelah terkena somasi, Red Bull Depok kemudian mengubah namanya menjadi RB Depok FC dan merombak logo klub secara total tanpa sedikit pun menampilkan ikon maupun atribut Red Bull. Mereka bahkan sampai tiga kali mengotak-atik desain logo agar tidak ditegur lagi oleh pihak Red Bull.
Publik semakin dibuat bertanya-tanya saat RB Depok mengumbar rencana mengambil alih kepemilikan alias akuisisi salah satu klub Liga 3 zona Jawa Barat, Persebam Bogor, sekitar September 2020, namun belakangan dipastikan batal dan disalip oleh tetangga barunya, Depok City FC.
Tak mengherankan bila publik kehilangan kepercayaan, bahkan melancarkan ejekan dan sindiran membanjiri kolom komentar akun Instagram resmi RB Depok FC. Kata- kata yang paling sering terlihat antara lain "Klub Halu", "Klub Pansos", dan "Penebar Sensasi Belaka".
Belum berhenti di situ, tingkah laku 'absurd' RB Depok rupanya memakan korban dari kalangan pemain yang mereka klaim lolos seleksi berdasarkan unggahan Instagram @rbdepokfc beberapa waktu lalu.
Penelusuran INDOSPORT menyebutkan bahwa RB Depok mengaku telah memilih 24 pemain dari seleksi yang dilakukan via email pada akhir Agustus 2020.
Beberapa nama yang lolos tersebut bahkan diklaim sudah sempat berkumpul dan menjalani latihan di kawasan Sawangan sekitar dua bulan setelahnya atau Oktober silam.
"Pemain-pemain hasil seleksi kami sempat berkumpul untuk latihan ringan di kawasan sawangan, tapi tim memang belum full 24 orang. Medio Oktober tahun lalu sewaktu ada sinyal Liga 3 2020 bakal digelar," cetus Humas RB Depok FC, Diddy Kurniawan, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.
Menurut pengakuan Diddy, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan beberapa pemain hasil seleksi. Total ada 14 nama yang masih terikat, tapi RB Depok FC tak masalah bila nantinya mereka mengambil keputusan menerima pinangan klub lain sebelum kompetisi dimulai.
"Sejauh ini masih saling komunikasi di WA grup pemain. Mau dilepas juga belum ada kejelasan klub lain yang dituju. Sesekali mereka ikut tarkam untuk menjaga kondisi. Kini tersisa 14 pemain. Kalau jadwal Liga 3 2021 sudah jelas, baru ada penambahan, terutama slot senior," ungkap Diddy lagi.
Penjelasan RB Depok barangkali cukup meyakinkan, tapi belakangan terdengar seperti omong kosong setelah INDOSPORT mendapatkan temuan baru dari pengakuan salah satu pemain yang lolos seleksi, Jodi Ayatullah Permana.
Pesepak bola amatir berusia 22 tahun asal Serang, Banten, itu mengaku sama sekali belum pernah dihubungi oleh RB Depok FC terkait hasil seleksi. Dia hanya sebatas mengirim CV begitu mengetahui ada klub baru yang mengadakan seleksi pemain untuk Liga 3.
"Tidak pernah ada yang menghubungi saya soal seleksi RB Depok. Saya bahkan tidak tahu kalau dinyatakan lolos. Awalnya saya cuma iseng-iseng saja kirim CV. Infonya dari Instagram seingat saya waktu itu," ujar Jodi saat dihubungi, Kamis (4/2/21).
"Mungkin RB Depok memang benar-benar klub halu. Sekarang saya sedang menanti panggilan dari klub lain. Semoga saja bisa bermain di Liga 3 tahun ini," imbuhnya.
Senada dengan Jodi Ayatullah Permana, satu nama lain yang juga dinyatakan lolos seleksi, Muhammad Deft Tusrino. Dia mengaku sama sekali tidak pernah dihubungi oleh pihak RB Depok terkait hasil seleksi dan agenda latihan.
"Sejak lolos seleksi tahap CV belum ada info lanjut lagi tentang kapan latihannya. Saya sudah coba hubungi mereka, tapi tidak ada balasan," ucap Muhammad Deft Tusrino yang merupakan pesepak bola muda berusia 20 tahun asal Karawang itu.
Pengakuan dua pemuda tersebut jelas bertolak belakang dengan klaim RB Depok terkait pemain hasil seleksi mereka. Label klub gaib dipastikan semakin melekat dan segala bentuk ejekan dari publik dan para penikmat sepak bola nasional mendekati kenyataan.
Sungguh tugas yang sangat berat untuk mengembalikan kepercayaan publik bila memang RB Depok benar-benar berniat menacapkan eksistensi di kancah sepak bola Indonesia dan mentas di Liga 3.