Penolakan yang Jadi Akar Rivalitas Tottenham Hotspur dan Chelsea
’Battle of The Brigde’ adalah sebuah laga di Stamford Bridge yang memupuskan harapan The Lilywhites menjadi kampiun Liga Inggris.
Kembali ke musim 2015/16, saat itu Tottenham menjadi penantang gelar bersama Leicester City. Untuk pertama kalinya sejak 1961, Tottenham bisa kembali merasakan gelar juara.
Tottenham yang ada di tempat kedua klasemen saat itu bertandang ke markas Chelsea, Stamford Bridge pada 3 Mei 2016 WIB. Dalam kunjungannya, Spurs bertekad mencuri tiga poin untuk menjaga jarak dengan Leicester di puncak.
Harapan Tottenham untuk mengakhiri puasa gelar liga pun terbuka saat unggul dua gol di babak pertama lewat Harry Kane dan Son Heung-min. Keunggulan ini pun dirasa skuat Spurs bisa membuka peluang timnya menjadi juara dan mengakhiri kutukan tak pernah menang di kandang Chelsea.
Namun, Chelsea yang pada musim itu tengah terpuruk dan harus finis di peringkat 10 pun mampu bangkit di babak kedua. Gary Cahill memperkecil kedudukan pada menit ke-53. Usai gol tersebut, laga berjalan keras.
Mark Clattenburg selaku wasit yang memimpin laga ini bahkan menyebut duel keras tersebut sebagai drama. Banyaknya pelanggaran keras yang dilakukan para pemain Tottenham yang ingin mempertahankan kedudukan 2-1 pun tak berujung kartu merah.
Keinginan Tottenham yang kala itu mempertahankan kedudukan dengan bermain keras pun gagal terpenuhi. Tujuh menit menjelang bubaran, Eden Hazard mencetak gol yang mengubur mimpi Spurs meraih gelar Liga Inggris musim itu.
Kini keduanya kembali bertemu di pekan ke-21 Liga Inggris meski dalam situasi yang berbeda. Lalu, mampukah Chelsea asuhan Thomas Tuchel menunjukkan konsistensinya kembali? Atau malah Tottenham yang sanggup bangkit dari keterpurukan dengan mengalahkan Chelsea?