INDOSPORT.COM - Masih ingatkah Anda tentang keberhasilan Liverpool menjuarai Liga Champions secara dramatis pada edisi 2004-2005?
Liverpool merengkuh trofi setelah mengejar ketinggalan hingga akhirnya mampu menekuk AC Milan via adu penalti dalam partai final yang berlangsung di Istanbul, Turki.
Kisah heroik itu belakangan dikenal dengan tajuk “Keajaiban Istanbul”. Penikmat sepak bola bahkan selalu menjadikannya sebagai acuan setiap kali menyaksikan pertandingan sejenis, dalam artian salah satu tim bangkit dari ketinggalan tiga gol atau lebih.
“Keajaiban Istanbul” kembali tersaji di markas Newcastle United, St. James Park, dalam laga pekan ke-25 Liga Inggris 2010-2011, 5 Februari 2011.
Ketika itu, sang empunya stadion sukses membuyarkan kemenangan Arsenal yang sudah di depan mata berkat perjuangan keras dan semangat pantang menyerah.
Newcastle mengawali laga dengan buruk. Lini pertahanan tampak begitu rapuh sehingga harus menderita kebobolan empat gol dalam tempo 26 menit selepas sepak mula, masing-masing oleh aksi Theo Walcott (1’), Johan Djourou (3’), dan Robin van Persie (10’, 26’).
Situasi itu membuat sebagian suporter Newcastle United kecewa dan pasrah. Mereka segera beranjak dari tempat duduk kemudian berjalan menuju pintu keluar stadion lantaran beranggapan tim kesayangannya bakal menelan kekalahan telak.
Namun, sepak bola itu sejatinya berlangsung selama 90 menit. Keputusan sebagian kecil suporter yang memilih pulang lebih cepat terbukti keliru mengingat wajah terbaik Newcastle United baru muncul usai turun minum.
Pemicunya adalah kartu merah yang diterima gelandang Arsenal, Abou Diaby, pada menit ke-48. Pemain berkebangsaan Prancis itu terusir ke luar lapangan usai melakukan dua aksi indisipliner, yakni mencekik Joey Barton plus mendorong jatuh Kevin Nolan.
Unggul jumlah pemain berimbas positif terhadap semangat juang personel Newcastle. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menekan balik Arsenal.
Benar saja, tim tuan rumah berturut-turut menyarangkan empat gol lewat sepasang penalti Joey Barton (68’, 83’), sepakan jarak dekat Leon Best (75’), plus aksi spektakuler Cheik Tiote (87’).
🗓️ #OnThisDay in 2011, Newcastle United came from four goals down to draw 4-4 with @Arsenal in the @premierleague. The late Cheick Tioté scored this stunning late leveller. #NUFC pic.twitter.com/zrpFu47bM2
— Newcastle United FC (@NUFC) February 5, 2019
“Luar biasa. Pemain saya bertarung bak singa perkasa,” ujar pelatih Newcastle United, Alan Pardew, yang terkenal sebagai motivator ulung.
Di lain pihak, Arsenal mengalami pukulan yang teramat telak sebagaimana terdeteksi dari pengakuan Arsene Wenger. Sejarah mencatat mereka adalah tim Liga Inggris pertama yang gagal menang setelah memimpin empat gol terlebih dulu.
Wenger bahkan menyebut seluruh pemain Arsenal larut dalam kekecewaan di ruang ganti. Mereka sangat terpukul karena gagal mendulang poin penuh meski sempat unggul jauh empat gol di babak pertama.
“Dampak buruk dari laga ini lebih terasa secara psikologis karena semua pemain Arsenal sangat kecewa di ruang ganti.” cetus Arsene Wenger.
Susunan Pemain:
Newcastle United (4-4-2): 1-Harper; 6-Williamson, 3-Enrique, 12-Simpson, 2-Coloccini; 7-Barton, 18-Gutierrez, 24-Tiote, 4-Nolan; 20-Best (8-Guthrie 89’), 11-Lovenkrands (30-Ranger 73’)
Cadangan: 26-Krul, 5-S. Campbell, 14-Perch, 31-Ferguson, 40-Richardson
Pelatih: Pardew
Arsenal (4-2-3-1): 53-Szczesny; 22-Clichy, 20-Djourou (18-Squillaci 49'), 6-Koscielny, 3-Sagna; 2-Diaby, 19-Wilshere; 23-Arshavin (7-Rosicky 69’), 4-Fabregas, 14-Walcott (27-Eboue 79’), 10-Van Persie
Cadangan: 1-Almunia, 28-Gibbs, 29-Chamakh, 52-Bendtner
Pelatih: Wenger (Pra)
Stadion: St. James Park (51.561)
Gol: Barton 68’ pen., 83’ pen., Best 75’, Tiote 87’/Walcott 1’, Djourou 3’, Van Persie 10’, 26’
Wasit: Dowd
Kartu Kuning: Nolan, Enrique (N)/Szczesny, Eboue (A)
Kartu Merah: Diaby (A)