INDOSPORT.COM - Masih ingat dengan Kevin Constant? Ia adalah pemain yang dahulu pernah membela AC Milan namun justru ‘disia-siakan’ Massimiliano Allegri.
Sepanjang sejarah klub, AC Milan tercatat sukses mendatangkan bintang-bintang hebat yang membuat mereka berjaya di Italia, Eropa, maupun secara internasional. Namun di sisi lain, Rossoneri juga tidak sempurna.
Seperti klub-klub lainnya, mereka juga sempat beberapa kali melakukan pembelian, dan mungkin juga penjualan, yang aneh dan terkadang membuat para suporternya mengerutkan dahi.
Ada pula pemain yang sejatinya punya potensi apik justru tidak bersinar ketika berseragam merah-hitam. Jika ingin menunjuk satu, mungkin nama Kevin Constant bisa jadi contohnya.
Datang ketika AC Milan sedang mengalami masa-masa sulit pada 2012, nasib Constant juga ikut-ikutan memburuk. Padahal waktu itu, usianya masih 25 tahun dan punya statistik serta rekor yang lumayan di mantan klubnya, Genoa.
Sayangnya ia malah menjelma sebagai salah satu pemain ‘biasa-biasa saja’ yang didatangkan AC Milan usai melepas sejumlah bintangnya akibat masa transisi. Bahkan, banyak yang menyebut Constant sebagai wujud transfer medioker Rossoneri saat itu.
Parahnya lagi, talenta yang dimiliki sang pemain pun gagal dimanfaatkan dengan baik oleh pelatih AC Milan saat itu, Massimiliano Allegri. Karena pelatih yang satu inilah, spesialisasi Constant jadi dipertanyakan.
Allegri berusaha memainkan Constant sebagai bek kiri karena ia berkaki kidal, meski pada dasarnya pemainnya itu berposisi sebagai gelandang. Namun apa mau dikata, harapan untuk memoles potensi Constant ternyata gagal total.
Sebagai bek kiri, Constant tidak memiliki keahlian menjaga area pertahanan. Ia kerap lalai melakukan tugasnya tersebut, ditambah visi permainannya yang kurang bagus.
Pria kelahiran 10 Mei 1987 tersebut memang bisa berlari dan melewati hadangan pemain lawan dengan cukup baik. Akan tetapi, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika sedang membawa bola.
Jangankan AC Milan, tim mana saja yang memiliki pemain seperti ini tentu akan merasa was-was. Di bawah asuhan Massimiliano Allegri, Constant seperti tidak punya identitas karena ia pernah bermain sebagai winger, gelandang, dan bek kiri.
Seperti diketahui, Allegri sendiri cukup terkenal dengan kebiasaannya memainkan pemain di luar posisi aslinya, termasuk menempatkan Davide Biondini di posisi bek kanan saat menangani Cagliari.
Constant sendiri pun bukan satu-satunya ‘korban’ di AC Milan. Kevin-Prince Boateng dan Urby Emanuelson juga pernah merasakan tangan dingin Allegri yang menempatkan mereka di posisi tidak lazim.
Walaupun begitu, bukan artinya seorang Kevin Constant adalah pemain tidak berguna. Ia juga punya beberapa kualitas yang setidaknya bisa menyelamatkan reputasinya yang tercemar ketika jadi pemain Allegri.
Selain punya fisik yang kuat untuk berduel, Constant juga pernah punya catatan yang lumayan secara teknis. Berdasarkan data dari Bleacher Report, ia mencetak presentase tekel yang lebih baik ketimbang Mattia De Sciglio.
Intensitas permainannya pun lumayan tinggi, sehingga keputusan AC Milan mempertahankannya untuk waktu lama rasanya sah-sah saja. Ya, terlepas dari nasib Constant yang sedikit miris, ia memang mendapat menit bermain yang bisa dibilang cukup.
Selama berseragam AC Milan, Constant tercatat tampil di setidaknya 50 pertandingan dengan mayoritas bermain penuh.
Kevin Constant pun pindah dari AC Milan menuju klub Liga Turki, Trabzonspor, pada tahun 2014. Setelah mengembara ke beberapa tempat, ia memutuskan pensiun pada Januari 2020.
Pria yang juga pernah membela Timnas Prancis U-17 serta Guinea itu mengaku ingin fokus dengan keluarganya. Ia berharap bisa menemukan kehidupan yang jauh lebih sederhana setelah gantung sepatu.