INDOSPORT.COM – Meski kontraknya di AC Milan habis 4 bulan lagi, Gianluigi Donnarumma tak kunjung menyepakati perpanjangan. Akan seperti apa masa depan sang penjaga gawang?
Hanya finis di peringkat 6 klasemen akhir Serie A Italia musim lalu, AC Milan membuat kejutan besar. Rossoneri kini sukses bertengger di peringkat atas dan menjadi kandidat juara.
Hingga Minggu (07/02/21) siang WIB, AC Milan berada di peringkat 2 dengan 46 poin dari 20 laga, tertinggal 1 poin dari Inter Milan yang sudah bermain 21 kali. Rossoneri bahkan akan kembali ke puncak menggusur Nerazzurri jika bisa mengalahkan Crotone, Minggu (07/02/21) malam WIB.
Selain Zlatan Ibrahmovic yang tetap tajam meski sudah berusia 39 tahun, satu lagi pemain kunci AC Milan adalah penjaga gawang Gianluigi Donnarumma.
Dari 20 laga yang sudah dijalani Rossoneri di Serie A Italia musim ini, Donnarumma baru absen sekali akibat Covid-19. Dari 19 laga itu, dia hanya kebobolan 20 kali dan mencetak 7 cleansheet. Milan pun menjadi tim dengan pertahanan terbaik ketiga di liga setelah Juventus dan Napoli.
Meski baru berusia 24 tahun, Donnarumma kini memasuki musim keenam sebagai kiper utama AC Milan dan telah mencatatkan lebih dari 200 penampilan. Ia pun berkembang tidak hanya sebagai penjaga gawang, tapi juga salah satu pemimpin di tubuh skuat.
Peran pentingnya juga bisa dilihat di laga melawan Bologna di Serie A Italia beberapa hari lalu di mana ia mencatatkan 5 penyelamatan untuk membantu Milan menang tipis 2-1.
Meski demikian, masa depan Gianluigi Donnarumma di AC Milan justru dalam tanda tanya besar. Kontraknya akan habis tidak sampai 5 bulan lagi pada 30 Juni 2021, dan hingga kini belum ada tanda-tanda ia akan menyepakati perpanjangan.
Sang penjaga gawang saat ini digaji 6 juta euro (Rp101 miliar) per musim oleh AC Milan. Namun, sang agen Mino Raiola meminta angka 10 juta euro (Rp168 miliar) pada kontrak baru, yang akan membuat Donnarumma setara dengan nama-nama seperti David de Gea, Jan Oblak, hingga Manuel Neuer.
Jika jumlah tersebut dirasa memberatkan, AC Milan bisa saja membiarkan Donnarumma pergi dengan gratis di akhir musim dan mendatangkan pengganti yang bergaji lebih masuk akal. Namun, langkah ini tentunya terbilang riskan.
Tak hanya merupakan kiper berbakat dengan usia yang masih muda, Gianluigi Donnarumma juga merupakan salah satu pemimpin di skuat dan salah satu simbol klub saat ini.
Kualitasnya pun memungkinkan Milan untuk membangun tim dengan menjadikan Donnarumma sebagai landasan dan pusat, seperti Gianluigi Buffon di masa emasnya di Juventus atau Manuel Neuer saat ini di Bayern Munchen.
Dengan demikian, untuk mempertahankannya Milan membutuhkan kondisi finansial yang lebih baik dan struktur gaji yang lebih tertata.
Di sisi lain, meski Raiola ingin supanya pemainnya itu berlabuh di tim superkaya seperti Paris Saint-Germain atau tim-tim besar Liga Inggris, AC Milan memiliki keuntungan karena sang penjaga gawang sendiri diketahui lebih ingin bertahan di San Siro.
Apalagi, AC Milan kini punya potensi untuk membangun proyek masa depan yang bagus, seperti yang sudah ditunjukkan di paruh pertama musim ini.
Dengan demikian, masa depan Gianluigi Donnarumma bersama AC Milan akan ditentukan jelang akhir musim ini, ketika posisi Rossoneri di klasemen akhir Serie A Italia sudah lebih bisa dipastikan.
Raihan scudetto Serie A Italia akan meyakinkan Donnarumma bahwa Rossoneri punya masa depan yang cerah. Di sisi lain, jika gagal scudetto tapi masih lolos ke Liga Champions, hal itu akan membantu AC Milan memperbaiki kondisi finansial yang memungkinkan mereka memenuhi tuntutan Mino Raiola.
Maka, Rossoneri perlu memastikan mereka tetap menampilkan performa terbaik di paruh kedua musim ini. Jika tampil buruk dan terlempar dari 4 besar, sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal kepada sang penjaga gawang.