INDOSPORT.COM - Kalah dari Spezia di Liga Italia, AC Milan semakin menegaskan kenyataan bahwa mereka masih memiliki mental yang lemah untuk merebut gelar juara Serie A.
AC Milan menjalani musim yang luar biasa pada 2020-2021 ini. Di Liga Italia, mereka sukses menjadi juara paruh musim dan bersaing di dua besar dengan Inter Milan.
Sementara di Liga Europa mereka berhasil juara grup dan tengah berjuang di fase gugur. Bukan cuma soal hasil akhir, secara statistik Milan pun mengalami peningkatan drastis dibanding musim lalu.
I Rossoneri berhasil mengumpulkan 49 poin dari 22 laga dan mencetak 45 gol. Catatan ini melonjak drastis di banding musim lalu.
Dalam periode yang sama, musim lalu Milan cuma merengkuh 32 poin dan tak mencetak lebih dari 25 gol. Banyak orang meyakini kebangkitan Milan ini disebabkan oleh perbaikan pada mentalitas.
Musim ini Milan memang memiliki mentalitas yang lebih baik, apalagi dengan kehadiran sosok Zlatan Ibrahimovic. Milan sering keluar dari lubang jarum di laga-laga penting.
Namun, kekalahan 2-0 yang diterima dari Spezia pada pekan ke-22 kemarin seakan meruntuhkan sebagian besar anggapan itu. Ternyata, mentalitas AC Milan belum sepenuhnya berubah.
Mentalitas yang Ringkih
Dalam persaingan sengit dengan tim besar seperti Inter Milan, AC Milan justru tampil melempem melawan Spezia.
Bertanding di Alberto Picco, AC Milan secara mengejutkan tak mampu menandingi Spezia yang tampil begitu ganas. Meski masih kalah ball possession, tapi Spezia berhasil melepaskan 17 tembakan total dengan 4 di antaranya tepat sasaran dan 2 menjadi gol.
Statistik ini sungguh mengerikan bagi tim yang memuncaki klasemen Serie A seperti Milan. Apalagi Milan tampil dengan kekuatan penuh. Rossoneri langsung dihukum oleh Inter Milan yang kini naik ke posisi pertama usai menjungkalkan tim kuat, Lazio.
Jika menyaksikan Milan bermain, Alessio Romagnoli dkk begitu terlihat kurang percaya diri. Mereka banyak kehilangan bola, dan tampil tanpa determinasi.
I Rossoneri berulangkali gagal melakukan build-up permainan. Entah apa yang merasuki pasukan Stefano Pioli di laga melawan Spezia.
Sebetulnya bukan kali ini saja Milan menunjukkan wajah yang begitu berbeda. Setidaknya ada dua kesempatan di mana mereka terlihat jelas tampil inferior.
Pertama adalah melawan Sassuolo pada pekan ke-13 Liga Italia. Meski menang di laga itu, namun Milan menjadi bulan-bulanan Sassuolo.
Di babak kedua, Rossoneri kesulitan menguasai bola dan hanya tampil bertahan dibombardir oleh serangan Sassuolo. Beruntung tim lawan cuma mampu mencetak satu gol.
Penampilan serupa ditunjukkan kembali tepat pada pekan lalu kala menghadapi Bologna. Meski menang dengan skor 2-1, Milan tampil sangat buruk.
Para striker tampil di bawah performa. Pemain belakang melakukan kesalahan-kesalahan tidak perlu. Dua gol Milan juga berawal dari titik putih.
Dari bukti yang ada, terlihat jelas bahwa mentalitas yang dimiliki Milan belum sepenuhnya sempurna alias ringkih. Padahal, untuk menjadi tim juara, Milan harus tampil dengan standar tinggi di tiap laga.
Betul bahwa ini bagian dari proses, namun hal itu tak mengingkari kenyataan bahwa Milan musim ini masih kalah mental dari Inter Milan. I Nerazzzurri yang diasuh Antonio Conte telah tampil selayaknya tim besar.
Menguasai bola dan berusaha untuk selalu menang dan mencetak gol. Meski hasil akhir tak selalu sesuai harapan, namun Inter tetap menunjukkan penampilan yang meyakinkan dan memiliki rasa lapar.
Tentu ini menjadi tugas berat bagi Stefano Pioli dan (mungkin) Ibrahimovic. Bagaimana mereka harus bisa memulihkan mental dan memperkuatnya di sisa laga yang ada.
AC Milan tentu tidak boleh naif. Saat ini mereka sudah kepalang tanggung bersaing di jalur juara. Lolos ke Liga Champions hanya untuk mereka yang munafik.
AC Milan harus segera bangkit, memperbaiki mental, dan menyadari kesalahan. Mereka tak lagi boleh tersandung seperti melawan Spezia karena Inter Milan tak akan mengendurkan sabuk hingga pekan terakhir Liga Italia Serie A.