INDOSPORT.COM - Setidaknya ada tiga alasan mengapa Inter Milan difavoritkan untuk menang atas AC Milan pada laga derby pekan ke-23 Liga Italia 2020-2021
Duel sengit akan tersaji pada pekan ke-23 Liga Italia 2020-2021 antara tim sekota AC Milan vs Inter Milan. Laga yang dikenal dengan Derby della Madonnina ini akan dilangsungkan di Stadion San Siro, Minggu (21/02/21) dini hari WIB.
Derby Milan pada musim ini terbilang sangat spesial. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, kedua tim akan bertarung untuk berebut posisi puncak.
Pertarungan kedua tim pun bakal menjadi salah satu momen kunci penentu scudetto musim ini. Jika Milan menang, maka mereka akan kembali ke puncak dan menjaga peluang juara.
Namun, jika Inter menang, maka Milan akan tertinggal empat poin di klasemen yang mana hal itu tidaklah ideal. Kedua tim diyakini bakal menurunkan skuad terbaik mereka di laga ini.
AC Milan yang harus menyimpan Ibrahimovic di Liga Europa bakal kembali turun dengan formasi 4-2-3-1. Sementara Inter akan tetap setia memakai formasi 3-5-2.
Dalam laga ini, Inter Milan lebih diunggulkan ketimbang AC Milan. Setidaknya ada tiga alasan mengapa I Nerazzurri difavoritkan untuk menang. Apa saja itu? Berikut ulasannya.
1. Permainan Lebih Solid
Meski sama-sama bersaing di papan atas, namun ada perbedaan kualitas permainan antara AC Milan dan Inter Milan. Seperti diketahui, Inter saat ini memiliki gaya main yang lebih dominan ketimbang Milan.
Hampir di tiap laga, Inter selalu mendominasi penguasaan bola dan serangan> Meski hasilnya tak selalu baik, namun skuad asuhan Antonio Conte menunjukkan identitas mereka sebagai klub besar.
Sebaliknya, AC Milan melakoni musim ini dengan ajaib. Melihat dari permainan skuad asuhan Stefano Pioli maka akan terlihat bahwa Alessio Romagnoli dkk tak begitu dominan dalam permainan.
Milan cukup sering mencuri kemenangan dengan gaya yang lebih bertahan. Bahkan, melawan klub-klub papan tengah dan bawah Milan tak jarang harus tampil tertekan.
Bisa jadi ini adalah situasi yang disengaja oleh Pioli. Dengan skuad yang belum sepenuhnya matang, Pioli benar-benar memanfaatkan efektivitas permainan. Cukup mencetak gol lalu tampil bertahan.