INDOSPORT.COM - Bukannya tambah baik usai lepas dari Maurizio Sarri, Juventus malah kian buruk lakoni Serie A Liga Italia 2020-2021 saat ditukangi Andrea Pirlo. Satu hal yang pasti, itu bukan salah Cristiano Ronaldo.
Gabung sejak 2018 lalu dengan transfer 112 juta euro (Rp1,9 triliun), alasan utama Bianconeri hanya satu yakni menguasai Eropa. Striker asal Portugal itu dipercaya jadi kunci penting mereka usai sumbang empat trofi Liga Champions bagi Real Madrid.
Belum lagi punya statistik 450 gol dan 132 assists dalam 438 laga atau sembilan tahun masa baktinya bareng Los Blancos, CR7 bak jadi pemain tepat sempurnakan Si Nyonya Tua. Akan tetapi, setelah dua musim di Turin, tak ada perubahan berarti.
Bersama Massimiliano Allegri kemudian Sarri, Juventus masih mampu perpanjang rekor kemenangan gelar Serie A Liga Italia untuk kali ke-9. Tapi ketika lakoni pentas Eropa, partai semifinal pun masih belum bisa mereka capai usai kalah lawan Ajax dan Lyon.
Kini beralih ke Andrea Pirlo, pihak hitam-putih awalnya yakin sudah menemukan pelatih yang tepat selayaknya Zinedine Zidane di Real Madrid. Namun hasilnya malah jauh lebih menyedihkan ketika tim justru berpeluang kehilangan Scudetto.
Beragam tanggapan pun muncul mulai dari menyalahkan sang pelatih hingga bawa-bawa Ronaldo, salah satunya datang dari Antonio Cassano, legenda El Real dan AS Roma. Ia menarik kesimpulan ketika Vecchia Signora keok 1-2 lawan Porto di leg satu Liga Champions.
Menyebut julukan pemain egois yang suka rampas hak mencetak gol rekan setim, Cassano pun menyalahkan Cristiano Ronaldo sebagai penghambat karier Pirlo. Benarkah konflik sang bintang jadi alasan anjloknya Juventus di Serie A Liga Italia?