Liga Spanyol

Kisah Aitor Elizegi Memadukan Gastronomi dan Sepak Bola di Athletic Bilbao

Jumat, 26 Februari 2021 16:59 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Grafis:Yanto/Indosport.com
Logo Athletic Bilbao. Copyright: © Grafis:Yanto/Indosport.com
Logo Athletic Bilbao.
Paduan Gastronomi, Tradisi, dan Sepak Bola

Dalam wawancana bersama sejumlah media internasional yang juga diikuti oleh INDOSPORT beberapa waktu lalu, Aitor Elizegi mengungkapkan sejumlah pengalaman maupun ilmu yang ia dapatkan dari dunia gastronomi, yang kemudian ia terapkan saat memimpin Athletic Bilbao.

“Kami menggunakan referensi gastronomi Basque sebagai salah satu kunci untuk menentukan nilai-nilai yang kami pegang di klub ini. Misalnya, rasa hormat terhadap para pendahulu Anda, pada tradisi yang sudah ada, pada produk-produk lokal dan para kolega,” ungkap Elizegi.

“Kami juga terus mendengarkan dan mempercayai para koki, karena mereka memiliki pengetahuan absolut tentang dunia gastronomi. Saya rasa ini juga bisa diaplikasikan di dunia sepak bola, di dunia olahraga elite, sehingga kita bisa terus bertahan dengan referensi yang kita miliki.”

Pernyataan Elizegi ini tentunya sangat sesuai dengan filosofi Athletic Bilbao. Seperti diketahui, klub berjuluk Los Leones itu sepenuhnya mengandalkan pemain asal Basque, entah mereka yang memang lahir di wilayah itu, maupun punya garis keturunan Basque.

Meski demikian, filosofi tersebut nyatanya tidak memengaruhi kekuatan klub. Terbukti, Januari lalu mereka memenangi Supercopa de Espana alias Piala Super, dengan membekap Barcelona 3-2 di final.

Tak cuma itu, mereka juga melaju ke babak semifinal Copa del Rey musim ini. Di leg pertama pada 12 Februari lalu, mereka bermain imbang 1-1 dengan Levante. Leg kedua akan digelar pada 5 Maret 2021 nanti di kandang Levante.

Bilbao pun kerap menelurkan pemain-pemain berbakat yang kemudian membela sejumlah klub papan atas Eropa, misalnya Aymeric Laporte yang kini membela Manchester City, Javi Martinez di Bayern Munchen, maupun Fernando Llorente yang meraih 3 scudetto Serie A Italia bersama Juventus.

Di sisi lain, Elizegi juga mengungkapkan pentingnya rasa hormat terhadap lingkungan. “Ada satu lagi yang saya rasa harus kita semua lakukan bersama, yang juga sudah dilakukan di dunia gastronomi, yaitu rasa hormat terhadap lingkungan sekitar.”

“Pembangunan yang berkelanjutan adalah masa depan bagi kita semua, seperti dalam konsep slow food, dan saya rasa ini juga akan menjadi masa depan bagi sepak bola.”

Slow food sendiri adalah gerakan kembali ke makanan lokal, resep tradisional, mengeksplor potensi lokal yang berlimpah ruah, tetapi tak lagi dilirik.

Seperti diketahui, belakangan ini klub-klub sepak bola Eropa memang lebih gemar berbelanja mahal demi mendatangkan pemain baru, alih-alih mengembangkan bakat muda melalui akademi mereka sendiri.

Situasi inilah yang ingin diubah oleh Elizegi, yang telah membuktikan bahwa di masa kepemimpinannya, keputusan untuk mempertahankan tradisi tidak menghalangi Athletic Bilbao untuk tetap berprestasi, di tengah gempuran klub-klub superkaya yang mendatangkan pemain berbakat dari seluruh penjuru dunia.