INDOSPORT.COM - Unggul dua gol cepat ternyata belum menjamin kemenangan bagi sebuah tim. Situasi sejenis dialami Tottenham Hotspur dalam partai sarat gengsi bertajuk Derbi London Utara menghadapi Arsenal pada pekan ke-26 Liga Inggris 2011-2012.
Segalanya berawal dari umpan cantik Emmanuel Adebayor yang membelah pertahanan Arsenal saat pertandingan baru bergulir empat menit. Louis Saha menyambut dengan melakukan sedikit aksi individual guna mengecoh barisan pertahanan lawan untuk membawa timnya unggul 1-0.
Bukannya menjatuhkan mental Arsenal, gol prematur Tottenham justru membangunkan keganasan tim tuan rumah. Pasukan Arsene Wenger memiliki banyak waktu buat menyusun ulang strategi yang lantas berujung lima gol balasan di sisa waktu, 26 Februari 2012.
Kebangkitan Arsenal juga tak lepas dari hilangnya kombinasi apik duet gelandang sentral Tottenham, Scott Parker dan Luka Modric, yang sempat muncul pada 15 menit pertama.
Beban gol prematur menjadikan tim tamu cenderung menggunakan taktik defensif dengan menempatkan banyak pemain di belakang garis tengah.
Throwback to 2012...
— MailOnline Sport (@MailSport) November 6, 2016
February 2012: Arsenal 5-2 Spurs
November 2012: Arsenal 5-2 Spurshttps://t.co/UvTlW4rxTR pic.twitter.com/pTRTJ8cv6R
Luka Modric tampak beberapa kali melepaskan operan panjang yang mengawali serangan balik, tapi rancangan serangan Tottenham tidak sporadis sehingga dapat dengan mudah dimentahkan oleh kuartet bek Arsenal.
Kontroversi menyeruak ketika Tottenham membukukan gol kedua melalui eksekusi penalti Adebayor menyusul pelanggaran Wojciech Szczesny dan Thomas Vermaelen terhadap Gareth Bale di kotak terlarang.
Padahal, tayangan ulang televisi memperlihatkan bahwa jelas-jelas telah terjadi aksi diving. Toh wasit bergeming dan bersikukuh menghadiahkan penalti kepada Tottenham Hotspur.