INDOSPORT.COM - Dramatis, begitulah momen kemenangan Barcelona atas Sevilla di leg dua semifinal Copa del Rey. Usai buktikan diri menjelma jadi Sergio Ramos dari rival LaLiga Spanyol, Real Madrid, Gerard Pique malah bawa kabar buruk.
Impian Ronald Koeman untuk bisa buktikan diri layak latih Catalan diambang kegagalan total. Padahal, dirinya dituntut bangkitkan lagi taji Lionel Messi cs usai alami nirgelar musim lalu sekaligus berbagai kemalangan yang menyedihkan.
Bayangkan saja, musim lalu usai sudah ganti pelatih dari Ernesto Valverde ke Quique Setien, El Barca justru tetap tak tertolong dari nirgelar. Gagal rebut LaLiga Spanyol, berlanjut insiden memalukan dibantai 2-8 oleh Bayern Munchen di Liga Champions.
Didapuk untuk berikan hasil terbaik, Koeman malah membawa banyak keraguan karena prestasinya yang tak terlalu mentereng ketika tukangi Southampton, Feyenoord, dan Timnas Belanda. Apalagi kondisi Barca terlilit hutang 1,2 miliar euro (Rp20 triliun).
Ditambah keyakinan Lionel Messi mulai buyar ketika adanya pengusiran banyak pemain berkualitas, kans pelatih asal Belanda itu kian menyedihkan bawa banyak hasil tak konsisten. Pada partai final Piala Super Spanyol saja, ia gagal buktikan diri.
Begitupun ketika lakoni Copa del Rey, Blaugrana sudah tertinggal dua gol pada leg pertama ketika bersua Los Palanganas. Akan tetapi, semua berubah ketika tim bermarkas di Camp Nou ini balikkan keadaan di putaran lanjutan.
Bagaimana tidak? Kejadian spektakuler terjadi ketika Gerard Pique jadi kunci Catalan menang pada babak extra time. Hasil gemilang ini tergolong epik apalagi karena sang bek mengikuti aksi ikonik Sergio Ramos.