Kartu Terakhir Klopp Bawa Liverpool Bangkit: Kembalikan Fabinho
Saat Liverpool menjamu RB Leipzig di tempat netral dalam lanjutan leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Klopp akhirnya mengembalikan Fabinho sebagai gelandang bertahan. Rasanya sudah berbulan-bulan kita melihat Fabinho bermain sebagai bek tengah.
Sebuah keberanian memang yang dilakukan oleh Klopp dengan menduetkan 2 bek muda Liverpool yaitu Nathaniel Phillips dan Ozan Kabak ketimbang pakai Fabinho. Dan ternyata kartu terakhir Klopp untuk mengembalikan Fabinho, sukses besar.
Soalnya, dengan kembalinya Fabinho sebagai gelandang bertahan, maka Thiago Alcantara jadi bisa lebih naik ke depan. Keuntungannya, Thiago jadi lebih punya keleluasaan mengatur serangan Liverpool karena tak lagi harus menjadi pemutus serangan layaknya gelandang bertahan.
Hasilnya, langsung tokcer, Thiago jadi bisa menyuplai banyak operan terukur yang sangat memanjakan trio Mohamed Salah-Diogo Jota-Sadio Mane. Saat menjadi gelandang bertahan, kemampuan Thiago dalam memberikan operan kunci kurang terlihat.
Thiago lebih banyak berfokus menjadi filter pertama atas serangan lawan, padahal kemampuan bertahannya tidak sebaik menyerangnya. Hal itu membuat Thiago malah jadi canggung sebagai gelandang bertahan, ia tak mampu memfilter ancaman sekaligus gagal menyuplai bola.
Memang saat di Bayern Munchen, Thiago juga bermain sebagai gelandang bertahan atau tengah. Tapi dia tidak bekerja sendirian karena ia selalu ditemani Leon Goretzka yang bisa membantunya dalam tugas bertahan.
Di Liverpool, Thiago bekerja sendiri karena memang skema LIverpool hanya menggunakan satu gelandang bertahan. Di sisi lain, Fabinho yang kembali sebagai gelandang bertahan pun tampil begitu brilian.
Bahkan sejumlah media di Eropa sampai memberikan Fabinho dengan rating 9, dan tak sedikit yang memberikannya status man of the match. Fabinho sebagai gelandang bertahan, sangatlah kuat, ia sanggup menjadi pelindung bagi bek dan berani melakukan tekel.
Pada akhirnya, kembalinya Fabinho sebagai gelandang bertahan, boleh jadi bisa memberi harapan Liverpool untuk bangkit. Peluang untuk juara Liga Inggris sudah tidak mungkin, bagaimana dengan Liga Champions? Dengan kartu terakhir dari Klopp, sanggupkah Liverpool melakukannya?