INDOSPORT.COM - Suatu kesalahan besar Andrea Agnelli mendatangkan Cristiano Ronaldo ke raksasa Serie A Liga Italia, Juventus. Bakal melepas sang bintang, mereka malah patut merasa beruntung punya pelatih Andrea Pirlo.
Sering kali langganan Scudetto nampaknya jadi alasan mengapa Bianconeri merasa jenuh dan berharap bisa menguasai pentas Eropa. Maklum, terakhir menjuarai Liga Champions 1995-1996, mereka sudah menunggu selama 25 tahun lamanya dan masih terus berlanjut.
Impian mereka sendiri dipercaya bisa jadi kenyataan ketika proposal kedatangan CR7 disetujui oleh Agnelli. Alasannya? Tak lepas dari pengalaman bintang asal Portugal itu ketika masih berseragam Real Madrid selama sembilan musim (2009-2018).
Kala itu, Cristiano Ronaldo masuk jajaran alumni terbaik Los Galacticos usai mencetak 450 gol dalam 438 penampilan segala kompetisi. Itu belum seberapa, kehebatannya bareng Karim Benzema dan Gareth Bale berbuah empat gelar Liga Champions!
Tak heran karena kualitas yang tak diragukan lagi lantas membuat Juventus tertarik menggelontorkan hingga 112 juta euro (Rp1,9 triliun) hanya demi seret Ronaldo ke Serie A Liga Italia. Sayang keputusan ini malah jadi bumerang yang layak untuk disesali.
Bagaimana tidak? Dinafkahi gaji tertinggi 32 juta euro (Rp547 miliar) setahun terkesan tak sepadan karena striker berusia 36 tahun itu masih belum juga sumbang Si Kuping Besar. Malangya lagi, Turin sudah kedatangan pelatih silih berganti.
Mulai dari Massimiliano Allegri, Maurizio Sarri, dan terakhir Andrea Pirlo yang disebut-sebut membuat Juventus kian hancur. Namun, mantan pemilik klub, Giovanni Cobolli justru tak menyalahkan pelatihnya dan malah menganggap Ronaldo biang masalah.