In-depth

4 Momen Terbaik Karier Pavel Nedved, Gelandang 'Berstamina Kuda' Milik Juventus

Senin, 15 Maret 2021 18:21 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Football Memories
Menapaki masa-masa keemasan legenda Pavel Nedved, salah satu gelandang terbaik Eropa yang pernah jadi ikon dua klub raksasa Italia, Lazio dan Juventus. Copyright: © Football Memories
Menapaki masa-masa keemasan legenda Pavel Nedved, salah satu gelandang terbaik Eropa yang pernah jadi ikon dua klub raksasa Italia, Lazio dan Juventus.

INDOSPORT.COM - Menapaki masa-masa keemasan legenda Pavel Nedved, salah satu gelandang terbaik Eropa yang pernah jadi ikon dua klub raksasa Italia, Lazio dan Juventus.

Penggemar setia Juventus tentu tahu dengan sosok Pavel Nedved. Pavel Nedved menjadi sosok spesial di tim Juventus, baik sebagai pemain maupun wakil presiden. 

Namun, sepanjang kariernya, Pavel Nedved tidak hanya menjadi milik Juve. Nyatanya, ia adalah salah satu pemain terbaik dalam sejarah Timnas Republik Ceko yang merumput di liga besar Eropa. 

Sepanjang kariernya, Pavel Nedved pernah berjaya bersama dua tim top Serie A, Lazio dan Juventus. Di dua tim ini pula ia merasakan puncak karier. 

Karier profesional Pavel Nedved dimulai saat bergabung dengan klub lokal Ceko, Dukla Praha pada musim 1991/92. Hanya semusim di sana, ia hijrah ke klub yang lebih besar, Sparta Praha. 

Di Sparta Praha Nedved bermain sampai tahun 1996. Berada di klub ternama Ceko membuat permainan Pavel Nedved lebih mudah diketahui tim-tim besar Eropa. 

Akhirnya, pada akhir musim 1995/96 ia resmi hijrah ke Serie A Italia untuk bergabung dengan klub kaya baru, Lazio. Mulai dari sinilah momen-momen penting dalam karier Pavel Nedved terjadi. Apa saja itu? Berikut ulasannya. 

1. Era Keemasan Lazio

Momen pertama tentu saja adalah masa-masa dirinya memperkuat klub Lazio. Pindah ke Lazio adalah batu loncatan dalam karier Nedved. 

Di klub ini ia mampu menyalurkan kemampuan terbaiknya hingga menjadi salah satu gelandang serang paling disegani di Eropa. Kebetulan, di waktu yang sama Lazio juga tengah bagus-bagusnya dengan skuad bertabur bintang. 

Pavel Nedved menjadi bagian dari skuad impian Lazio di Liga Italia. Ia bersama dengan Marcelo Salas, Juan Sebastian Veron, Alessandro Nesta, Simone Inzaghi, dan Diego Simeone menjadi tim yang ditakuti di Italia dan Eropa. 

Bersama Lazio, Pavel Nedved  rutin bersaing di tiga besar klasemen Serie A. Bahkan, pada musim 1999-2000 Nedved berhasil mengantar Biancoceleste merebut gelar sucdetto. 

Prestasi itu melengkapi pencapaian ia sebelumnya bersama tim biru langit yakni trofi Piala Winners, Coppa Italia, Piala Super Eropa, dan Piala Super Italia. Sampai kepindahannya pada 2001, masa-masa membela panji Lazio menjadi salah satu momen terbaik Nedved dalam kariernya.  

2. Puncak Karier di Juventus

Jika di Lazio Pavel Nedved meraih kesuksesan besar, maka di Juventus karier Pavel Nedved mencapai puncaknya. Nedved memutuskan menerima pinangan Juventus pada 2001 sebagai buntut krisis yang menimpa Lazio. 

Pavel Nedved bergabung dengan tugas berat, yakni menggantikan peran Zinedine Zidane di tim Bianconeri. Namun, Nedved sukses mengemban peran itu dengan sangat baik. 

Di musim perdananya, Nedved suskes memberikan scudetto untuk Juventus. Gelar ini kembali didapat semusim kemudian. 

2003 adalah tahun terbaik Pavel Nedved. Selain menjuarai Liga Italia, di tahun ini ia dianugerahi penghargaan Ballon d'Or. Sebuah penghargaan bagi pemain terbaik di dunia. 

Kala itu Pavel Nedved mengalahkan legenda Arsenal, Thierry Henry, dan legenda AC Milan, Paolo Maldini. Pavel Nedved memang memiliki kemampuan hebat di lini tengah. Ia mampu berlari bak kuda yang tak kenal lelah dalam merebut bola. 

Tak cuma Ballon d'Or, Pavel Nedved juga memborong gelar World Soccer Awards Player of the Year, UEFA Team of the Year, dan Serie A Footballer of the Year. 

Sedangkan, pada 2004, Pavel Nedved meraih gelar Golden Foot. Ia kembali meneruskan estafet bintang Liga Italia lainnya, Roberto Baggio, yang mendapatkannya pada 2003. 

Namun pada tahun 2003 terdapat noda dalam karier Pavel Nedved. Nedved mengalami penyesalan terbesar dalam kariernya, yakni saat harus absen di laga final Liga Champions melawan AC Milan. 

Saat itu Pavel Nedved terkena akumulasi kartu kuning di babak semifinal. Nedved menyebut hal itu sebagai penyesalan terbesar dalam karier sepak bolanya.