INDOSPORT.COM - Nasib malang Barcelona sepanjang LaLiga Spanyol 2020-2021 memang tak ada habisnya. Ancaman kepergian Lionel Messi, turunnya performa berkat Ronald Koeman, kini masalah besar dibawa oleh Joan Laporta. Apakah kehancuran kian nyata?
Semua berawal ketika rezim kepresidenan Josep Maria Bartomeu malah menghancurkan Catalan baik dari luar maupun dalam. Bayangkan, setelah insiden Barcagate atau penggunaan buzzer untuk menyerang pihak oposisi, klub kini terancam bangkrut.
Sempat punya tunggakan 126 juta euro (Rp2,1 triliun) ke 19 klub berbeda terkait transfer pemain, El Barca kian menderita usai hutang mencapai angka gila yakni 1,2 miliar euro (Rp20 triliun). Itu bahkan belum termasuk bencana performa sejak musim lalu.
Bayangkan saja, meski susah payah gantikan Ernesto Valverde dengan Quique Setien, mereka tetap gagal menangi gelar satu pun. Era pelatih berganti Ronald Koeman, ancaman nirgelar kembali menghantui, terutama di LaLiga Spanyol.
Sampai buat Lionel Messi berseru ingin hengkang ketika Luis Suarez jadi korban eksodus Ronald Koeman, langkahnya sempat terhenti imbas klausul rilis fantastis. Lantas apa harapan Barcelona? Sosok presiden anyar diharapkan jadi jawabnya.
Joan Laporta pun akhirnya dapat kesempatan jadi juru selamat klub mengalahkan dua kandidat lain yakni Victor Font dan Toni Freixa. Dipercaya bisa mengulang kejayaan seperti periode masa bakti 2003-2010 lalu jadi alasan banyak yang memilihnya.
Digadang-gadang buat sang kapten bertahan sekaligus punya jawaban terkait kualitas buruk Koeman, Laporta malah sudah pincang hanya dalam waktu enam hari lakoni masa baktinya. Pasalnya, ia kini tak punya pemimpin yang bisa atasi masalah ekonomi.