Bedah Formasi Mengerikan Manchester United di Bawah Antonio Conte
Satu hal yang pasti perubahan signifikan akan terjadi di tubuh tim Manchester United. Bahkan, Antonio Conte akan melawan sejumlah tradisi tim The Red Devils.
Antonio Conte adalah pelatih yang menganut formasi 3-5-2. Kecintaannya terhadap formasi 3-5-2 terbilang fanatik.
Ia selalu menggunakan formasi itu sebagai formasi utama di klub atau tim yang dilatihnya. Mulai dari Siena, Juventus, Chelsea, Inter Milan, sampai Timnas Italia.
Formasi 3-5-2 sendiri terbilang formasi kuno di sepak bola. Namun, di tangan Conte formasi ini masih tetap relevan dan ditakuti.
Ia pernah membawa Juventus berjaya dengan formasi ini. Begitu pun dengan Chelsea yang menjuarai Liga Inggris dengan 3-5-2. Pekerjaannya di Timnas Italia bahkan lebih mencolok di mana Azzurri menjelma menjadi tim solid meski hanya bermaterikan pemain biasa-biasa saja.
Formasi 3-5-2 pun tak terkecuali akan diterapkan oleh Antonio Conte jika melatih Manchester United. Itu artinya akan terjadi perubahan signifikan pada skema permainan Man United.
Seperti diketahui, selama bertahun-tahun Man United adalah tim yang menganut sistem empat bek dengan mengandalkan kekuatan dua fullback. Namun kali ini mereka akan beradaptasi dengan formasi tiga bek di bawah Conte.
Dengan menggunakan formasi saat ini, Man United sebetulnya memiliki bek-bek yang mumpuni. Mereka bisa memainkan Harry Maguire di tengah yang diapit oleh Luke Shaw atau pun Victor Lindelof.
Itu artinya, pemain seperti Wan-Bissaka dan Alex Telles akan dikorbankan karena insting terlalu kuat sebagai bek sayap. Meski begitu, ada kemungkinan Wan-Bissaka dan Alex Telles digeser lebih ke depan menjadi gelandang sayap. Hal seperti ini dilakukan Conte di Inter Milan saat mendorong Achraf Hakimi sebagai gelandang kanan.
Jika lini belakang menggunakan tiga bek, maka pos lini tengah akan dipadati dengan lima pemain. Berbeda dengan taktik Solskjaer yang menempatkan Bruno Fernandes sebagai pusat serangan, di tim asuhan Conte tidak ada pemain yang benar-benar menonjol.
Tiap pemain di lapangan akan bekerja sama kerasnya dalam bertahan dan membantu serangan. Untuk itu, peran Paul Pogba akan sangat penting di skema Conte.
Paul Pogba akan ditempatkan di tengah untuk membendung serangan lawan sekaligus menginisiasi serangan balik. Kebetulan ini menjadi spesialis dari Paul Pogba.
Lalu, untuk mengapit Paul Pogba, Antonio Conte akan menempatkan Bruno Fernandes dan Scott McTominay. Keduanya akan berperan seperti Nicolo Barella di Inter Milan, yakni menggiring bola ke depan.
Sebetulnya, formasi Man United bisa lebih sempurna jika Barella datang langsung ke Man United. Hal itu bisa saja diwujudkan di bursa transfer musim panas nanti.
Lalu untuk gelandang di sisi sayap kiri dan kanan Antonio Conte akan memercayakannya kepada Daniel James/Alex Telles (kiri) dan Wan-Bissaka (kanan). Man United akan membutuhkan pemain lagi di posisi gelandang kanan atau pun bek sayap kanan sebagai pelapis Wan-Bissaka.
Lalu bergeser ke lini depan, Antonio Conte akan sangat senang bisa menduetkan Edinson Cavani dan Marcus Rashford. Jika Edinson Cavani hengkang, maka Anthony Martial bisa menggantikan.
Selama ini Marital dan Rashford tidak pernah diduetkan sebagai striker murni di lini depan. Rashford sendiri lebih terbiasa main sebagai penyerang sayap. Namun melihat versatilitas keduanya, baik Rashford maupun Martial akan menciptakan duet yang cukup berbahaya di lini depan.
Jika Man United ingin hasil lebih maksimal, tentu mereka bisa mendatangkan penyerang baru dengan posisi striker murni. Memulangkan Romelu Lukaku pun bisa menjadi pilihan yang bagus. Sebab, mantan pemain Man United itu terbukti cocok dengan skema yang dijalankan Antonio Conte di Inter Milan.
Bermain dengan formasi 3-5-2 itu artinya Man United akan menekankan pada pertarungan di lini tengah. Formasi ini menawarkan keseimbangan yang bagus saat bertahan dan menyerang.
Prinsip yang dianut Conte adalah jumlah pemain bertahan sebisa mungkin sama dengan jumlah pemain yang menyerang. Tiga bek di lini belakang akan bermain lebih rapat dan berkonsentrasi untuk bertahan sambil sesekali mengambil keputusan membantu serangan.
Satu gelandang tengah akan fokus pada pertahanan. Sedangkan masing-masing dua gelandang di kanan dan kiri akan diprioritaskan pada penyerangan. Namun, ketika lawan menyerang, kedua gelandang di kiri dan kanan harus membantu dengan ikut mundur.
Dengan begitu, transisi serangan dan bertahan di tim Manchester United asuhan Antonio Conte akan lebih efektif. Hal ini diyakini bisa menjadi solusi Man United untuk bisa tembus ke persaingan juara Liga Inggris musim depan.