Evolusi Gaya Bermain Lukaku: Makin Tajam dan Komplit sebagai Penyerang
Mencetak gol tak pernah menjadi masalah bagi Lukaku. 113 gol dari 252 penampilan di Liga Inggris cukup untuk membuktikan ketajamannya sebagai penyerang.
Problema yang dimiliki Lukaku di Inggris adalah terbatasnya kemampuan yang ia miliki. Sebagai penyerang, ia hanya sekadar tajam, tapi tak memiliki kualitas dalam permainannya (All-Round).
Di Man United, kelemahan Lukaku terlihat jelas. Bahkan, setiap apa yang ia lakukan seperti mengontrol bola, melepaskan operan kerap menjadi olok-olok di dunia maya.
Last night gave us another wonderful entry for the "Lukaku first touch" library.
— HLTCO (@HLTCO) November 28, 2018
Poetry in motion. (Via @mduddy31)pic.twitter.com/oCEetnDOjw
lukaku's first touch ending his career pic.twitter.com/rVfXoC8Wzr
— Sajid khan (@itssakhan) December 1, 2018
Namun, kelemahan itu mampu ia atasi di Inter Milan. Tentu Lukaku harus berterima kasih kepada Antonio Conte yang menciptakan sistem untuknya sehingga mampu berkembang menjadi penyerang yang lebih komplit.
Conte menggunakan formasi 3-5-2 atau 3-4-1-2 dan memasangkan Lukaku dengan Lautaro Martinez. Dalam formasi ini, Lukaku dipaksa bertindak tak hanya sebagai Target Man, melainkan juga tandem bagi Martinez.
Bahkan, sistem yang dibuat Conte terlihat dari besaran nilai Expected Assist (xA) Lukaku. Saat di Man United (2017/18 dan 2018/19), ia hanya memiliki nilai harapan assist sebesar 0.12 saja. Sedangkan di di Inter, nilai harapan assistnya meningkat menjadi 0.18.
Conte pun menyebut Lukaku telah berkembang secara drastis terutama dalam permainannya secara keseluruhan (All-Round).
“Romelu (Lukaku) adalah pemain berbeda dari apa yang kita lihat satu tahun lalu. Dia bekerja keras dan Anda bisa melihat caranya dalam menerima bola, caranya bergerak, semuanya meningkat,” tutur Conte kepada Sky Sports Italia.
Nyatanya, meningkatnya keseluruhan permainan Lukaku tak memberi efek kepada ketajamannya. Malahan, ketajamannya juga turut meningkat.
Di Man United, Lukaku memiliki nilai Non-Penalty Expected Goals (NPxG) mencapai 0.5 saja. Nilai ini berbanding jauh dengan saat dirinya membela Inter di mana nilai harapan mencetak gol tanpa penalti meningkat menjadi 0.61 per 90 menit.
Di Serie A musim 2020/21 ini saja, Lukaku terbilang efisien dalam nilai harapan gol atau Expected Goals (xG) serta torehan gol aktualnya. 14 gol yang ia cetak di Serie A (tanpa penalti) dibuat dalam nilai harapan gol sebesar 13.8 xG dan berasal dari 68 sepakan.
Dengan apa yang ia tampilkan di atas lapangan dan juga di atas kertas, wajar jika nama Lukaku menjadi salah satu properti terpanas di musim panas 2021 nanti.
Dari Manchester City, Barcelona hingga Chelsea dikabarkan tertarik memboyongnya. Namun, Inter Milan diyakini takkan melepas penyerang utama mereka dengan mudah ataupun dengan harga murah.