In-depth

Evolusi Gaya Bermain Lukaku: Makin Tajam dan Komplit sebagai Penyerang

Minggu, 28 Maret 2021 10:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© The Thao99
Romelu Lukaku melakukan selebrasi pasca mencetak gol ke gawan AC Milan, Minggu (21/02/21). Copyright: © The Thao99
Romelu Lukaku melakukan selebrasi pasca mencetak gol ke gawan AC Milan, Minggu (21/02/21).
Evolusi Permainan Romelu Lukaku

Mencetak gol tak pernah menjadi masalah bagi Lukaku. 113 gol dari 252 penampilan di Liga Inggris cukup untuk membuktikan ketajamannya sebagai penyerang.

Problema yang dimiliki Lukaku di Inggris adalah terbatasnya kemampuan yang ia miliki. Sebagai penyerang, ia hanya sekadar tajam, tapi tak memiliki kualitas dalam permainannya (All-Round).

Di Man United, kelemahan Lukaku terlihat jelas. Bahkan, setiap apa yang ia lakukan seperti mengontrol bola, melepaskan operan kerap menjadi olok-olok di dunia maya.

Namun, kelemahan itu mampu ia atasi di Inter Milan. Tentu Lukaku harus berterima kasih kepada Antonio Conte yang menciptakan sistem untuknya sehingga mampu berkembang menjadi penyerang yang lebih komplit.

Conte menggunakan formasi 3-5-2 atau 3-4-1-2 dan memasangkan Lukaku dengan Lautaro Martinez. Dalam formasi ini, Lukaku dipaksa bertindak tak hanya sebagai Target Man, melainkan juga tandem bagi Martinez.

Bahkan, sistem yang dibuat Conte terlihat dari besaran nilai Expected Assist (xA) Lukaku. Saat di Man United (2017/18 dan 2018/19), ia hanya memiliki nilai harapan assist sebesar 0.12 saja. Sedangkan di di Inter, nilai harapan assistnya meningkat menjadi 0.18.

Conte pun menyebut Lukaku telah berkembang secara drastis terutama dalam permainannya secara keseluruhan (All-Round).

“Romelu (Lukaku) adalah pemain berbeda dari apa yang kita lihat satu tahun lalu. Dia bekerja keras dan Anda bisa melihat caranya dalam menerima bola, caranya bergerak, semuanya meningkat,” tutur Conte kepada Sky Sports Italia.

Nyatanya, meningkatnya keseluruhan permainan Lukaku tak memberi efek kepada ketajamannya. Malahan, ketajamannya juga turut meningkat.

Di Man United, Lukaku memiliki nilai Non-Penalty Expected Goals (NPxG) mencapai 0.5 saja. Nilai ini berbanding jauh dengan saat dirinya membela Inter di mana nilai harapan mencetak gol tanpa penalti meningkat menjadi 0.61 per 90 menit.

Di Serie A musim 2020/21 ini saja, Lukaku terbilang efisien dalam nilai harapan gol atau Expected Goals (xG) serta torehan gol aktualnya. 14 gol yang ia cetak di Serie A (tanpa penalti) dibuat dalam nilai harapan gol sebesar 13.8 xG dan berasal dari 68 sepakan.

Dengan apa yang ia tampilkan di atas lapangan dan juga di atas kertas, wajar jika nama Lukaku menjadi salah satu properti terpanas di musim panas 2021 nanti.

Dari Manchester City, Barcelona hingga Chelsea dikabarkan tertarik memboyongnya. Namun, Inter Milan diyakini takkan melepas penyerang utama mereka dengan mudah ataupun dengan harga murah.