INDOSPORT.COM - Lionel Messi bisa dibilang menjadi pemain paling ikonik yang pernah dimiliki oleh raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona. Namun, apa jadinya jika ia tak ada di sana? Joan Laporta hampir tergoda menjual sang bintang ke Inter Milan.
Semua berawal ketika bocah berusia 10 tahun memukau ketika meniti karier di kampung halamannya, Rosario, Argentina dengan berseragam Newell's Old Boys (1994-2000). Tertarik, El Barca pun merekrutnya untuk masuk akademi La Masia pada 2000.
Digembleng dengan luar biasa di akademi muda dan gabung tim cadangan, bakat terpendam bocah itu langsung terlihat. Ya, inilah awal mula cerita Messi berhasil menjadi simbol penting kedigdayaan Blaugrana hingga beberapa tahun belakangan.
Bayangkan saja, 33 gelar trofi dari berbagai kompetisi mampu disumbangkannya untuk klub bermarkas di Camp Nou tersebut. Berikut dengan statistik mencengangkan yakni 663 gol dan 291 assists dalam 769 pertandingan sejak lakoni karier senior 15 tahun lalu.
Namun, apa jadinya jika pencapaian itu tak muncul di tim LaLiga Spanyol? Ternyata karier dari striker Timnas Argentina itu hampir saja berlanjut ke Italia. Presiden klub, Laporta mengaku digoda Inter Milan dengan mahar 250 juta euro (Rp4,3 triliun).
"Tidak ada yang mencintai Messi melebihi kami. Kami pernah menolak tawaran 250 juta euro (Rp4,3 triliun) dari Inter Milan pada 2006 lalu. Massimo Moratti sangat ingin mendatangkannya," ucap presiden klub saat ini dilansir Radio Onda Cero.
Bisa dibilang, saat itu sang striker yang berusia 19 tahun sedang dalam masa-masa jayanya lewat kemenangan dua Liga Champions, delapan LaLiga, dan enam Ballon d'Or. Ketika tawaran sebesar itu sudah ditolak, siapa sangka La Beneamata belum menyerah.