Mulutmu Harimaumu, Zlatan Ibrahimovic!
Il Corriere dello Sport merupakan salah satu media yang mengkritik keras aksi Zlatan Ibrahimovic di laga melawan Parma. Il Corriere dello Sport menulis: "Kartu merahnya merusak permainan Milan. Kesalahan besar, tidak dapat diterima darinya."
Hal ini memang benar adanya. Entah apapun yang dikatakan Ibra, yang jelas ia sudah memancing reaksi dari wasit untuk memberikan hukuman.
Andai ia bisa menjaga emosinya dan menjalani pertandingan dengan baik, tentu ia tak harus keluar dari lapangan. Sebab, seburuk-buruknya wasit memimpin laga, Maresca tidak akan mengeluarkan kartu tanpa sebab.
Musim ini saja AC Milan sudah cukup menderita dengan cederanya Ibra. Namun, hal itu ditambah lagi dengan sikap Ibra.
Bisa dibilang, Ibra kerap tersandung dengan ucapannya sendiri. Masih segar diingatan kita bagaimana perselisihan yang terjadi antara Ibrahimovic dengan bomber Inter Milan, Romelu Lukaku, dalam laga derby di perempatfinal Coppa Italia musim ini.
Adu mulut yang terjadi antara Ibra dan Lukaku berujung kartu kuning. Pada babak kedua, Ibra pun harus membayar mahal kesalahannya ketika kartu kuning kedua menghampiri berkat tekel yang ia lakukan ke pemain Inter.
Kebiasaan Ibra yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan tidak perlu di lapangan juga terjadi jauh sebelum ia membela AC Milan satu setengah musim lalu.
Salah satu yang terbesar adalah saat ia terlibat perang kata-kata dengan megabintang NBA, LeBron James. entah apa kepentingan Ibra, namun pemain Swedia itu dengan santai mengkritik para olahragawan yang vokal terhadap isu sosial-politik.
Salah satu yang menjadi sasaran adalah LeBron James. LeBron James pun tak tinggal diam dengan menyerang Ibra secara tersirat.
Perselisihannya dengan LeBron James justru membaut Ibra tampak bodoh. Sebab, Ibra memiliki rekam jejak memerangi rasisme terutama saat membela ibunya yang berdarah Kroasia dan ayahnya yang keturunan Bosnia.
Karena saya bukan Andersson atau Svensson (orang Swedia asli). Jika saya begitu (orang asli Swedia), percayalah, mereka akan membela saya meskipun saya merampok bank. Mereka akan membela saya." demikian ucapan Ibrahimovic kala itu.
Kesan negatif juga melekat terhadap Ibrahimovic saat di La Galaxy. Meski mencatatkan statistik bagus, namun tak bisa disangkal bahwa banyak pihak yang sakit hati karena omongan Ibra di Galaxy.
Kepada Diario Record, mantan rekan timnya, Joao Pedro, menyebut bahwa Ia mengingat Ibrahimovic hanya sebagai orang yang sombong.
"Jika kamu datang ke sini hanya untuk pergi ke pantai, jalan-jalan ke Hollywood, katakan saja, tapi beri tahu saya sekarang," ucap Pedro menirukan ucapan Ibrahimovic.
"Saya memiliki 300 juta (dolar) di akun bank saya, sebuah pulau, saya tak butuhkan semua itu. Saya akan membunuh orang pertama yang membuka mulutnya (orang yang mengganggu)."
Mungkin yang paling diingat adalah ucapannya kepada mantan klub, Inter Milan, sebelum kepergiannya pada akhir musim 2008-2009. Ibrahimovic yang membela Inter selama dua musim merasa bahwa I Nerazzurri bukanlah kandidat kuat peraih gelar Liga Champions, trofi yang belum pernah dimenangi olehnya.
Terungkap perkataan Ibra kepada Jose Mourinho, pelatih Inter saat itu. Secara empat mata Ibra meminta Mourinho untuk menjualnya ke Barcelona.
Namun kesombongan Ibra berbuah pahit. Ia justru mendapatkan kesan yang buruk di Barcelona karena perselisihannya dengan Pep Guardiola dan persaingan tak sehat dengan Lionel Messi.
Meski mencetak banyak gol, Ibra gagal membawa Barca juara Liga Champions. Ironisnya, mantan klub Ibra yang ia remehkan, Inter Milan, justru mampu keluar sebagai juara Liga Champions pada akhir musim 2009-2010.
Ibra keluar dari Barca dengan kesan negatif dan tentunya tanpa trofi Si Kuping Besar. Perkataan arogan yang terlontar dari mulut Ibrahimovic memang kerap membuatnya menanggung malu.