Balas Kritik Liga Super Eropa, Florentino Perez Sebut Borok UEFA
"Segalanya ialah untuk kelangsungan sepak bola, 40 persen anak muda tak tertarik dengan sepak bola karena banyak laga dan kualitas minim, kami harus beradaptasi. Pentas ini sama dengan Liga Champions tapi lebih menarik," ucapnya dilansir Barca Universal.
"Sebagai suatu pernyataan, kami ingin bicara dengan UEFA karena format baru Liga Champions yang sukar dimengerti, tapi juga tak cukup menyelamatkan sepak bola. Segalanya berakhir, monopoli mereka sudah tak ada lagi karena era baru ini," tutupnya.
‼️ "Hacemos la SUPERLIGA para SALVAR el FÚTBOL" ‼️
— El Chiringuito TV (@elchiringuitotv) April 20, 2021
FLORENTINO PÉREZ habló claro en EXCLUSIVA con @jpedrerol en #ElChiringuitoDeMega pic.twitter.com/DMZexneERa
Pernyataan ini tak lepas dari kontroversi ketika ia menyebut gelaran yang dihelat federasi sepak bola Eropa buat banyak klub merugi. Sebut saja Real Madrid yang kehilangan 400 juta euro (Rp6,9 triliun) dalam dua tahun terakhir.
Dapat ancaman frontal dengan menggandeng FIFA berupa larangan pemain klub LSE ikut pentas domestik, Eropa, hingga Piala Dunia, seolah tak jadi masalah bagi Perez. Bahkan, ia berani menentang presiden UEFA, Aleksander Ceferin yang menyerang Agnelli.
Rasa percaya diri Florentino Perez dengan Liga Super Eropa sendiri cukup berdasar. Pasalnya UEFA juga sarat akan makna korupsi, terlihat dari kasus Panama Papers saat Gianni Infantino ambil untung dari hak penyiaran atau aksi Sepp Blatter dan Michel Platini 2011 lalu.