INDOSPORT.COM - UEFA nampaknya sudah tak bisa menyembunyikan amarahnya kepada para pembelot yakni Juventus, Real Madrid, dan Barcelona. Tak cuma beberkan hukuman, Aleksander Ceferin selaku presidennya juga menghina penganut Liga Super Eropa.
Masalah ini berawal dari suatu gagasan Florentino Perez yang juga presiden El Real. Pada tahun 2009, ia merasa adanya permainan kotor di Liga Champions dengan perputaran uang yang cukup besar dan menyebut ada monopoli dibaliknya.
Merasa ini hanya membuat rugi saja, ia membuat mega proyek melibatkan 20 klub elit Eropa. Dukungan dari Andrea Agnelli (Juventus), Joel Glazer (Manchester United), John W. Henry (Liverpool), dan Stan Kroenke (Arsenal) buatnya makin yakin di jalan kebenaran.
Mengemban misi selamatkan sepak bola, Perez mengajak 12 klub besar dari semua liga untuk ikut serta Liga Super Eropa. Lewat investasi besar Bank JP Morgan senilai 6 miliar euro (Rp104 triliun), ia mengiming-imingi keuntungan fantastis.
Sayangnya, hal ini justru merusak tradisi kompetisi yang sudah dibuat oleh UEFA, dan tentu saja banjir kecaman. Tak cuma datang dari Ceferin dengan berbagai hukuman, melainkan juga tokoh besar hingga para fans sepak bola.
Pada akhirnya proyek yang direncanakan bakal bergulir Agustus atau malah musim 2023-2024 itu tertunda. Berawal dari mundurnya The Big Six Liga Inggris, berlanjut ke klub-klub lain sehingga menyisakan tiga saja yakni Juventus, Real Madrid, dan Barcelona.
Ngototnya tiga klub itu pun membuat Ceferin kian kebakaran jenggot dan sudah mewacanakan adanya hukuman berat. Selain itu, ia juga menganggap ketiga klub yang bertahan di Liga Super Eropa itu bak penganut Bumi datar yang sarat makna jadi konyol.