INDOSPORT.COM - Raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid nampaknya patut merasakan malu gara-gara tindak tanduk presidennya sendiri, Florentino Perez. Pasalnya, efek gagasan Liga Super Eropa, mereka nodai sepak bola di Negeri Matador.
Semua ini berawal ke tak adanya transparansi UEFA kala menyelenggarakan Liga Champions tiap musim. Orang nomor satu El Real langsung berkata: "Perlu adanya langkah lanjutan demi menghentikan monopoli uang pada pentas ini." Pada 2009 lalu.
Tahun-tahun berlalu, ucapan ini ternyata bukan hanya wacana semata ketika Perez dapat dukungan. Petinggi klub Andrea Agnelli (Juventus), Joel Glazer (Manchester United), John W. Henry (Liverpool), dan Stan Kroenke (Arsenal) pun sepakat dengannya.
Liga Super Eropa pun terbentuk dan sudah mengumpulkan 12 klub terdiri dari The Big Six Liga Inggris, tiga klub Serie A, dan tiga lainnya klub LaLiga Spanyol. Iming-iming keuntungan investasi JP Morgan senilai 6 miliar euro (Rp104 triliun) jadi sebabnya.
Sayangnya, setelah 48 jam diumumkan, mega proyek ini berpotensi batal setelah banyak kecaman dari pihak UEFA, fans, dan tokoh-tokoh terkemuka. Mulai ditinggal para klub pendiri mulai dari klub asal Inggris hingga lainnya, liga lantas tertunda.
Kendati demikian, Perez sesumbar para partisipan Liga Super Eropa hanya sedang tertekan dan ujung-ujungnya bakal kembali juga gara-gara ikatan kontrak. Ambisinya yang tak mengenal lelah itu pun hanya buat rusak nama Real Madrid semata.
Mantan jurnalis terbaik sepanjang sejarah Spanyol bernama Jose Maria Garcia pun mengemukakan pendapat jika Perez hanya merusak citra sepak bola Negeri Matador. Meski demikian, ia juga tak sepaham dengan UEFA yang punya sisi gelap.