INDOSPORT.COM - Jelang leg kedua semifinal Liga Europa Manchester United kontra AS Roma, Bruno Fernandes sudah bernafsu juara. Berlanjut dengan ambisi gila ini, ia malah harus dihentikan pelatih Ole Gunnar Solskjaer.
Semenjak era Jose Mourinho, penampilan The Red Devils mulai menurun usai puasa gelar juara selama tiga tahun lamanya. Beralih ke juru taktik asal Norwegia, penampilan klub justru lebih mengecewakan.
Meski demikian, awal tahun 2020 segalanya mulai berubah saat MU gelontorkan dana hingga 80 juta euro (Rp1,3 triliun) untuk membeli gelandang Sporting Lisbon. Semenjak saat itu, sepak terjang Manchester United berubah total.
Musim ini saja mereka mampu kuasai klasemen liga domestik sekaligus catatkan rekor tak terkalahkan di 24 pertandingan tandang. Meski sempat turun kasta dari Liga Champions, kans juara Liga Europa pun tercipta usai kalahkan Real Sociedad dan Granada.
Mencapai babak semifinal kontra AS Roma pun terkesan luar biasa usai skuat Solskjaer catatkan skor 6-2 hanya di leg pertama saja! Saat itu Bruno Fernandes sendiri mampu cetak brace, disusul Edinson Cavani, Paul Pogba, dan Mason Greenwood.
Selangkah lebih dengan dengan titel juara, playmaker asal Portugal itu berkata: "Bagi kami jika juara Liga Europa merupakan suatu perkembangan yang luar biasa. Tapi itu hanya peningkatan dan masih belum cukup bagi klub hebat ini," dilansir Skysports.
Tak cuma mengatakan jika Setan Merah bisa juara dengan mudahnya, bintang berusia 26 tahun ini malah punya hasrat yang lebih gila dengan memainkan 40 hingga 50 laga per-musim. Jika benar demikian, klub punya alasan untuk menghentikannya.