Menanti Babak Baru Rivalitas Jose Mourinho vs Antonio Conte di Serie A
Rivalitas Antonio Conte dengan Jose Mourinho bermula pada 2016 saat Chelsea menang 4-0 atas Man United. Saat itu Chelsea ditukangi oleh Conte, sementara Man United oleh Mourinho.
Selebrasi Conte disebut membuat Mourinho tak senang. Sejak itu keduanya kerap perang kata-kata dan menggemparkan jagat sepak bola Inggris.
"Anda tidak akan melakukan selebrasi seperti itu untuk skor 4-0. Anda bisa melakukannya dengan skor 1-0, jika tidak maka akan memalukan bagi kami," ujar Mourinho.
Percikan perselisihan pada 2016 semakin membesar pada musim berikutnya di Liga Inggris 2017-2018. keduanya hampir selalu melepaskan sindiran dalam konferensi pers. Bahkan, sindirian itu tak terjadi hanya di laga Chelsea vs Man United saja.
Salah satu sindiran paling pedas dari Conte adalah ketika ia menyinggung prestasi kelam Chelsea pada musim terakhirnya ditukangi oleh Jose Mourinho.
"Dua tahun lalu Chelsea finis di peringkat ke-10. Hal itu tidak bisa terjadi lagi. Kami tahu kesulitannya dan pasti kami ingin menghindari musim Mourinho bersama Chelsea," kata Conte.
Komentar ini dibalas tak kalah pedas. Bahkan, The Special One sampai membawa-bawa urusan fisik. "Saya bisa menrespons dengan berbagai cara. Namun saya tidak akan kehilangan rambut saya untuk berbicara tentang Antonio Conte," katanya menyinggung Antonio Conte yang menjalani transplantasi rambut.
Konflik keduanya sebetulnya bukan terbatas di ruang media. Faktanya, keduanya pernah terlibat adu mulut hebat dalam sebuah laga antara Man United vs Chelsea di Liga Inggris.
Namun, yang paling menarik dari rivalitas Conte dan Mourinho tentu saja adalah saling sindir yang dilakukan keduanya di media. Bahkan, sindirannya pun terasa cukup kasar di telinga.
Usai menyinggung soal kebotakan, Mourinho pernah membahas masa lalu Conte. Mourinho menyindir soal masalah pengaturan skor.
"Apa yang tidak pernah terjadi pada saya, dan tidak akan pernah terjadi, adalah diskors karena pengaturan skor. Itu tidak pernah terjadi pada saya dan tidak akan pernah terjadi," kata Mourinho.
Ucapan ini merujuk pada masa lalu Conte yang pernah dihukum FIGC gara-gara terlibat saga pengaturan skor ketika masih membesut klub dari Italia Selatan, Siena.
Jika menarik ke belakang, Mourinho memang jadi kubu yang paling sering menyerang. Bahkan terkadang dengan kata-kata konyol. Dalam suatu waktu ia membandingkan gaya melatih Conte di tepi lapangan seperti badut.
Antonio Conte pun membalasnya dengan tak kalah kasar. "Saya pikir ketika ada komentar seperti itu, komentar di mana Anda mencoba menyinggung orang lain dan tidak tahu yang apa sebenarnya terjadi, maka Anda adalah orang kerdil," balas Conte.
Yang dimaksud kerdil oleh Conte adalah pria dengan profil sangat rendah. Kedua pelatih memang hanya beberapa musim saja bersaing. Namun, tensinya selalu tinggi. Mungkin karena keduanya lebih sering menyerang lewat media ketimbang beradu prestasi layaknya Sir Alex Ferguson vs Arsene Wenger.
Meski begitu, harus diakui bahwa keberadaan Antonio Conte dan Jose Mourinho semakin menambah bumbu-bumbu dalam sepak bola. Kehadirannya keduanya di Serie A pun begitu dinantikan.
Entah sindiran seperti apa lagi yang akan keluar dari mulut kedua pelatih. Yang jelas, keduanya bukan saja mempertaruhkan nama besar dua klub bersejarah Italia, tetapi juga menjaga gengsi antarpelatih.