INDOSPORT.COM - Baru menjuarai Liga Italia 2020-2021, Inter Milan kini di ambang kebangkrutan dan berpotensi jadi korban kedua Suning Group.
Tak ada akhir bahagia bagi Inter Milan usai juara Serie A Liga Italia 2020-2021. Setelah pengumuman pemangkasan gaji oleh Steven Zhang, kini ada kabar mengejutkan kalau Antonio Conte bakal tinggalkan kursi kepelatihan.
Ketika euforia bahagia masih menggema, Nerazzurri harus kembali pada kenyataan pahit jika timnya sedang di ambang kebangkrutan. Steven Zhang selaku presiden sendiri sampai harus memangkas gaji pemain sebesar 15-20 persen.
Masih berencana melakukan penjualan untuk dapat 100 juta euro (Rp1,7 triliun), segalanya masih belum cukup dan kabarnya hingga berefek ke dana belanja pemain musim depan. Melansir laporan Fabrizio Romano, hal inilah yang buat Conte murka.
Menurut laporan dari The Guardian, Conte menentang rencana Inter Milan yang akan menjual sejumlah pemain bintangnya yang ditaksir bisa mencapai 80 juta euro. Akan tetapi, kondisi keuangan klub membuat Inter terpaksa melakukan perombakan.
Conte menginginkan Inter Milan bisa mendukung dalam perekrutan pemain. Pelatih berusia 51 tahun itu membutuhkan skuat yang kompetitif untuk bersaing di jalur juara Liga Italia dan Liga Champions musim depan.
Ia bersikukuh tak ada perubahan anggaran demi bisa pertahankan dominasi Inter di segala kompetisi. Gaga-gara pemberontakan ini, jajaran petinggi pun segera memutuskan nasib eks pelatih Chelsea itu dalam waktu 48 jam ke depan.
Antonio Conte bergabung dengan Inter Milan pada musim 2019/2020 dengan mempersembahkan satu gelar Scudetto. Nantinya mantan pelatih Juventus dan Chelsea itu akan menerima bayaran sebesar 7 juta euro sebagai kesepakatan mengakhiri kontrak kerja sama.
Apa yang terjadi di Inter Milan tentu sangat memprihatinkan. Sebab, sangat jarang di lima liga top Eropa tim yang baru menjuarai liga harus mengalami finansial yang serius.
Namun, jika kita menarik ke belakang, sebetulnya hal ini tidak begitu mengejutkan. Suning Group bertanggung jawab besar atas situasi yang menimpa Inter Milan karena ketidakbecusan mereka dalam berinvestasi.