In-depth

Final Liga Champions: Panggung Duel Wonderkid Inggris, Phil Foden vs Mason Mount

Sabtu, 29 Mei 2021 09:33 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Pemenangnya Tetap Inggris

Phil Foden dan Mason Mount menjadi dua gambaran generasi emas Inggris. Keduanya telah jauh diprediksi akan sukses sejak Foden membawa Inggris menjuarai Piala Dunia U-17 dan Mount membawa Inggris menjuarai Euro U-19.

Sama-sama berposisi sebagai gelandang serang dan juga bisa beroperasi di lini sayap, keduanya menjadi citra ketajaman dan kreatifitas bagi Man City dan Chelsea.

Untuk ketajaman, Foden lebih unggul ketimbang Mount. Selain karena posisinya lebih menyerang, pemain berusia 21 tahun ini juga menjadi salah satu kunci dari permainan Man City.

Foden memiliki catatan menarik dalam hal menyerang di mana ia setidaknya berkontribusi satu gol dan satu assist dalam 114 menit bermain musim ini.

Sembilan gol telah dicetak oleh Foden bagi Man City musim ini hanya dari nilai 5.3 xG (Expected Goals). Dengan kata lain, ia Overperformed dan juga merupakan Finisher terbaik bagi The Citizens.

Catatan ini berbeda jauh dengan Mount yang mulai menemukan bentuk permainannya di era Thomas Tuchel. di era Tuchel, ia mencetak empat gol saja. Jauh dari torehan Foden, namun unggul dari torehannya bersama Frank Lampard di musim ini.

Terlepas dari bakat yang ia miliki, Foden banyak mencetak gol karena Man City bermain menyerang dan dominan atas lawan-lawannya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Mount dan Chelsea yang mengenakan skema Counter Attack.

Secara gol, memang keduanya berbeda jauh. Namun dari sisi kreatifitas dan Teamwork, Mount boleh membusungkan dada.

Catatan assist Mount di musim 2020/21 ini memiliki enam assist di Liga Inggris dan Liga Champions. Enam assist ini ia buat dari 8.9 xA (Expected Assist). Angka ini sejatinya buruk karena ia Underperfomed.

Buruknya catatan ini bisa jadi dikarenakan rekan-rekannya tak bisa memaksimalkan peluang yang ia buat, yang tak lain menjadi problema besar Chelsea di lini depan.

Di sisi lain, Foden mencetak delapan assist dari 6.6 xA (Expected Assist) saja. Lagi-lagi, ia Over Perfomed dari statistiknya. Tentu saja Outpu assist yang ia dapatkan tak lepas dari hebatnya rekan-rekannya menuntaskan peluang yang ia buat.

Meski secara Output Foden unggul, namun Mount lebih kreatif karena catatan xA yang ia miliki. Selain itu, Mount unggul dalam melepaskan umpan kunci (Key Passes) yang menyentuh 2.58 umpan kunci per 90 menit.

Final Liga Champions pun akan menjadi panggung keduanya beradu ketajaman dan kreatifitas. Keduanya akan saling tikam dan salah satu dari keduanya akan keluar dari pemenang.

Akan tetapi, pemenang sejatinya di final Liga Champions 2020/21 adalah Timnas Inggris. Sebab, kini The Three Lions tak perlu khawatir karena memiliki dua pemain muda dengan catatan gemilang yang kenyang akan pengalaman di panggung teratas.